Sekolah di Bandar Lampung Akui Ada Kendala Saat Pembelajaran Tatap Muka

102

BANDAR LAMPUNG, BERITAANDA – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang mulai diberlakukan bagi siswa khusus kelas IX di Kota Bandar Lampung, sudah barang tentu menemui banyak kendala saat pihak sekolah menerapkan hal tersebut. Salah satunya yang dialami SMPN 1 Kota Bandar Lampung.

A.B Harianto, S. Pd selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMPN 1 Kota Bandar Lampung mengaku bahwa PTM yang sudah dijalankan di sekolah kami sejak 13 Juli lalu, sifatnya terbatas.

“Ya, jadi dengan segala macam kendalanya kita laksanakan sebaik mungkin,” kata dia saat ditemui BERITAANDA, Senin [15/11].

Dengan adanya PTM ini, kata dia melanjutkan, para siswa kelas IX di sekolah kami nampaknya cukup senang. Namun untuk waktu belajarnya hanya tiga jam (07.30 WIB sampai 10.30 WIB) membahas tiga mata pelajaran yang bisa dipelajari.

“Itu menurut kami kurang. Aturan pemerintah kan terbatas dan uji ini coba, kita ikuti saja,” ujarnya.

Sementara untuk siswa kelas VIII, PTM sempat diinstruksikan oleh pemerintah untuk dimulai, tetapi hanya berjalan sepekan. Sebab, pemerintah kembali menginstruksi untuk menunda PTM untuk kelas VIII.

“Waktu itu dengan alasan ada indikasi kenaikan jumlah kasus Covid-19, padahal orangtua siswa sudah menyambut baik anak-anak meraka bisa mulai belajar PTM,” kata dia.

Sampai saat ini, meski Kota Bandar Lampung sudah masuk PPKM level 2, pemerintah belum menginstruksikan kembali untuk melanjutkan PTM bagi siswa kelas VIII. Sedangkan untuk kelas VII, pemerintah belum membuka untuk pelaksanaan PTM tersebut.

“Saya yakin pada semester genap pemerintah memberi kebijakan untuk membuka kembali PTM bagi siswa kelas VII maupun kelas VIII,” terangnya.

Terkait vaksinasi, Harianto mengungkapkan bahwa semua guru sampai siswa semuanya sudah divaksin tahap pertama dan kedua.

“Sudah 100 persen, waktu pelaksanaan vaksin dijadwalkan oleh pemerintah, dan dilaksanakan di sekolah ini,” tuturnya.

Sementara itu guru bidang studi pendidikan jasmani olahraga kesehatan di sekolah tersebut, Isti,  mengomentari kendala mengajar pada situasi PTM dan sebelum pandemi adalah masalah komunikasi.

“Siswa dirasa sudah pasif, karena sebelumnya mereka belajar online hanya dengan gadget. Jadi kami harus membangkitkan kembali semangat mereka untuk belajar, untuk berkomunikasi dengan guru, juga teman-temannya di sekolah agar mereka aktif kembali,” kata dia.

“Saya bangkitkan mereka dengan bercanda. Saya hidupkan suasana, karena di pandemi pengaruhnya sangat besar, sebab mereka sudah lama tidak bertemu dengan guru maupun teman-temannya,” tambah dia.

Di dalam kelas, Isti memberikan teori olahraga seperti atletik hingga pencak silat. “Semua saya praktekan di dalam kelas, karena pemerintah belum mengizinkan kami berkegiatan di lapangan,” tegas dia.

Isti berharap semoga pandemi Covid-19 ini segera hilang, agar anak-anak bisa kembali belajar normal seperti sedia kala. Serta ia tak lupa menitipkan pesan kepada wali murid terkait tugas siswa saat di rumah.

“Mengingatkan kepada para orangtua agar ana-anaknya mengerjakan tugas di rumah, ulangan, dan sebagainya, karena saat pandemi banyak yang terhambat,” pungkas dia.

Salah seorang siswi kelas IX, Sherina Dwi Elisa, ikut merasa senang bisa kembali belajar dengan sistem PTM.

“Bisa ketemu lagi dengan teman-teman, dan cara menerima pelajarannya juga lebih jelas, karena ketemu langsung dengan gurunya,” singkat dia. (Katharina Yanuarti)

Bagaimana Menurut Anda