BANDAR LAMPUNG, BERITAANDA – Gubernur Lampung Arinal Djunaidi bersama Ketua Komisi IV DPR RI Sudin serta Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Budi Sulistyo, meresmikan Kampung Nelayan Modern (Kalamo) di Pulau Pasaran Kecamatan Kota Bandar Lampung, Rabu (7/2/2024).
Kalamo Pulau Pasaran ini merupakan Kalamo kedua di Indonesia setelah Biak Numfor di Provinsi Papua. Kalamo ini menekankan pada pengolahan ikan teri yang merupakan ikan hasil tangkapan yang mendominasi di daerah tersebut.
Kalamo Pulau Pasaran bertujuan untuk meningkatkan daya saing melalui peningkatan mutu produk hilirisasi yang masih menggunakan metode konvensional.
Adapun sejumlah fasilitas yang dibangun di Kalamo Pulau Pasaran yaitu rumah pengeringan ikan teri, kontrol mutu, diversifikasi dan inovasi pengemasan ikan teri, gudang beku portable kapasitas 10 ton untuk menyimpan stok ikan teri saat hasil tangkapan melimpah. Selain itu diadakan juga sentra kuliner, kendaraan berpendingin untuk distribusi ikan teri serta pembentukan koperasi.
Gubernur Arinal mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan RI yang telah banyak mendorong program/kegiatan kelautan dan perikanan ke Provinsi Lampung.
Ia meyakini dengan diresmikannya Kalamo Pulau Pasaran akan memecahkan permasalahan yang ada dan akan memberi multiplier effect bagi kesejahteraan masyarakat.
Gubernur Arinal berharap sinergitas program/kegiatan antara pusat dan daerah akan semakin meningkat di masa yang akan datang untuk kemajuan kelautan dan perikanan yang lebih baik lagi.
“Keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan di Provinsi Lampung saat ini, tidak terlepas dari perhatian pemerintah pusat utamanya dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI,” ujarnya.
Gubernur Arinal menilai bahwa Provinsi Lampung memiliki potensi kelautan dan perikanan yang cukup menjanjikan baik potensi perikanan tangkap, perikanan budidaya, wisata bahari maupun jasa kelautan lainnya.
Seperti diketahui, pada tahun 2023 total produksi perikanan Lampung sebesar 343.186 ton yang terdiri dari produksi perikanan tangkap sebesar 188.721 dan perikanan budidaya sebesar 154.465 ton dengan nilai ekspor Rp 2,1 triliun. Sedangkan pada tahun 2022 produksi udang vaname dari Lampung tercatat nomor 4 terbesar di Indonesia.
Pulau Pasaran sendiri merupakan salah satu sentra pengolahan ikan teri di Provinsi Lampung, nilai produksinya tercatat tidak kurang dari Rp 108 miliar per tahun, dengan tujuan pemasaran terbesar ke Jakarta, Medan dan Bangka.
Gubernur Arinal menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Lampung memiliki perhatian khusus dalam rangka meningkatkan pengelolaan sektor kelautan dan perikanan yaitu melalui Program Nelayan Berjaya.
Di era digitalisasi, ia melanjutkan bahwa Pemerintah Provinsi Lampung juga mengembangkan program e-KPB (elektronik Kartu Petani Berjaya) yang memberikan kemudahan pengembangan usaha bagi petani dalam arti luas termasuk masyarakat kelautan dan perikanan.
Dengan program ini, ia berharap produksi perikanan Lampung semakin meningkat, nelayan dan masyarakat perikanan lainnya sejahtera dan alam lestari.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Budi Sulistyo mengatakan, bahwa Kalamo tersebut bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah pengolahan ikan teri di Pulau Pasaran, sehingga meningkatkan kualitas menjadi siap ekspor.
Ia melanjutkan, sentra kuliner yang disediakan merupakan wadah pelaku UMKM lokal dapat mengkreasikan produk ikan teri untuk dipasarkan dan juga dapat menjadi objek wisata di sana.
Budi berpesan kepada para pengelola untuk dapat menjaga, memelihara dan memanfaatkan fasilitas ini dengan sebaik-baiknya dalam rangka menumbuhkan perekonomian di Pulau Pasaran.
“Semoga fasilitas ini menjadi bagian dari kegiatan ekonomi di Pulau Pasaran dan teri Pulau Pasaran itu harus mendunia,” pungkasnya. (Katharina)