Sejarah Perkembangan Agama Islam di Kabupaten Kerinci

17

KERINCI, BERITAANDA – Kerinci atau sering disebut dengan istilah ‘Kincai’ membuat orang di luar sana terheran-heran dengan istilah tersebut. Kerinci merupakan kawasan yang terletak di dataran tinggi puncak pegunungan Andalas yang membentang sepanjang Pulau Sumatera.

Kerinci mempunyai pesona alam yang luar biasa indahnya, kawasan tersebut memiliki panorama wisata dan budaya yang beragam, gunung yang menjulang tinggi, danau dengan air yang bersih, hamparan kebun teh yang luas, air terjun yang mengalir deras, dan banyak pesona alam lainnya yang mampu membuat mata siapa saja betah untuk menikmati pesona alamnya. Sehingga banyak masyarakat menamainya dengan istilah Sekepal Tanah Surga.

Agama Islam masuk di kawasan tanah Kerinci diperkirakan semenjak abad ke-14. Islam yang pada saat itu masuk melalui jalur perdagangan yang dilakukan oleh penduduk Kerinci di wilayah Pesisir Selatan. Agama Islam yang mereka peroleh dari daerah perantauan ketika berdagang, dibawa pulang ke kampung halamannya di alam Kerinci untuk diamalkan dan dikembangkan.

Agama Islam mulai berkembang dibawa oleh para ulama yang masuk dari arah Pesisir Selatan Sumatera. Kedatangan para ulama-ulama tersebut membawa perubahan besar bagi penduduk masyarakat Kerinci, corak budaya animisme dan dinamisme mulai mereka tinggalkan dan beralih memeluk ajaran baru yakni agama Islam.

Tradisi budaya lama yang masih mereka lakukan kini beralih menyesuaikan dengan ajaran agama Islam, seperti halnya syair tale, mantera yang semula menyebut nama dewa kini beralih dengan kalimat shalawat, syahadat dan memuji nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Pada abad ke-17, barulah Kesultanan Jambi mendakwahkan hukum syariat Islam kepada penduduk Kerinci. Pengaruh Kesultanan Jambi cukup besar terhadap perkembangan Islam di Kerinci.

Dengan masuknya Islam ke Bumi Sakti Alam Kerinci ini, kegiatan masyarakat mulai berkembang mengembangkan kegiatan-kegiatan keagamaan, seperti kegiatan membaca Alquran, sholat berjamaah di masjid yang pada saat itu disebut dengan surau, mengaji sifat dua puluh yang tidak lagi asing untuk dikaji penduduk Kerinci pada masa itu hingga masa sekarang masih mereka kerjakan.

Islam masuk ke Bumi Sakti Alam Kerinci merupakan suatu karunia dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang luar biasa bagi masyarakat penduduk Kerinci, bagi masyarakat di masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan mendatang. Untuk itu masyarakat harus terus dan wajib mengambangkan hukum syariat, seperti pepatah adat mengatakan ‘adat bersendikan syarak, syarak bersendikan kitabullah’. (Tomi)

Bagaimana Menurut Anda