INDRALAYA-OI, BERITAANDA – Kegiatan studi tiru yang dilakukan seluruh kepala desa (kades) se-Ogan Ilir (OI) ke Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat, terancam sia – sia belaka dan sulit diaplikasikan.
Pasalnya, letak geografis, kultur budaya setempat serta pola pikir warga daerah itu sangat bertolak belakang dengan apa yang ada di Kabupaten Ogan Ilir.
Hal ini diketahui dari cerita beberapa kades yang tergabung dalam gelombang 1 ke daerah itu, pasca kepulangan mereka.
Kegiatan yang memakan waktu lebih kurang 6 hari itu, sepertinya sulit diaplikasikan di desa – desa dalam Kabupaten OI.
Di daerah itu (Cibodas), letak geografis serta topografinya sangat cocok untuk pengembangan BUMDes dalam hal pariwisata. Mengingat kawasan pegunungan dan budaya setempat yang masih terjaga apik.
“Namun kalau di daerah kita saya pikir sulit untuk dikembangkan, apalagi kultur budaya yang sangat jauh berbeda,” jawab salah satu kades ketika ditanyakan perihal ini.
Meski demikian, salah satu kades juga tampak senang sudah mengikuti kegiatan tersebut. Menurutnya, walaupun BUMDes di desa yang dikunjungi terkesan sulit untuk diterapkan, pengetahuan akan managemen BUMDes yang didapat dari sana sedikit banyak bisa dimanfaatkan untuk kemajuan desanya.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten OI, Trisnofilhaq, dibincangi awak media di sela pelepasan keberangkatan kepala desa gelombang ke-2, Jumat (26/7/2019) mengatakan, alasan dipilihnya Desa Cibodas sebagai tujuan studi tiru karena desa tersebut pernah mendapatkan gelar terbaik tingkat nasional dalam pengelolaan BUMDes.
“Desa Cibodas merupakan salah satu binaan Kementerian Pedesaan RI yang meraih desa terbaik dalam bidang pengelolaan Bumdes, dan juga desa tersebut pernah mendapatkan penghargaan lomba desa tingkat nasional pada tahun 2017,” ujarnya seperti dikutip dari Lintaslima.com.
Trisnofilhaq berharap, seluruh peserta dapat mengambil pelajaran dari tata kelola dan managemen keuangan Desa Cibodas, sehingga kedepannya nanti BUMDes desa mereka bisa memberikan pemasukan bagi desa dan dapat memberikan kesejahteraan. “Baik pengurus, perangkat dan masyarakat di desa tersebut,” tukasnya.
Diketahui, Kabupaten Ogan Ilir terdapat 227 desa yang tersebar di 16 kecamatan. Kesemuanya mengirim perwakilan dan juga didampingi camat masing – masing.
Adapun keberangkatan kegiatan studi tiru ini terbagi dalam dua gelombang, yang pertama pada Jumat (16/7/2019) lalu dan gelombang kedua pada Jumat (26/7/2019) kemarin. (Adie)