Sukses Turunkan Prevalensi Stunting, OKI Optimis Capai Target Nasional

184

OGAN KOMERING ILIR, BERITAANDA – Berkat komitmen dan beragam upaya Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) melalui TIM Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) setempat berhasil melakukan akselerasi penurunan prevalensi  hingga 17,1 persen.

Capaian ini harus terus terjaga hingga tercapai target penurunan stunting nasional pada tahun 2024 mendatang.

Wakil Bupati OKI HM. Djafar Shodiq menyampaikan, berdasarkan Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang menjelaskan bahwa OKI telah berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 32,2 persen menurun jadi 15,1 persen pada 2022. Itu artinya telah terjadi penurunan signifikan sebesar 17,1 persen. Harapnya akan terus menurun prevalensi tersebut, bahkan bisa mengeliminasi stunting di OKI.

“Terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada semua penggerak atas upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten OKI yang telah melakukan berbagai upaya dan inovasi program demi mendukung visi dan misi Kabupaten OKI,” kata Shodiq. Selasa (9/5/2023).

Shodiq berharap semua pihak dapat terus memperkuat sinergitas sehingga OKI bisa konsisten untuk menurunkan prevalensi stunting hingga mampu mencapai target nasional prevalensi angka 14 persen di tahun 2024 mendatang.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) OKI HM. Lubis SKM M.Kes mengatakan, stunting disebabkan oleh faktor multidimensi sehingga penanganannya perlu dilakukan oleh multi sektor.

“Beberapa penyebab stunting bisa bersumber dari praktek pengasuhan yang tidak baik, terbatasnya layanan kesehatan, kurangnya akses ke makanan bergizi, serta kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi,” jelas Lubis.

Ditambahkan Lubis, ada dua intervensi percepatan penurunan stunting di OKI, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif.

“Intervensi spesifik adalah intervensi yang menyasar penyebab langsung terjadinya stunting, semuanya ada di sektor kesehatan. Sedangkan intervensi sensitif menyasar penyebab tidak langsung terjadinya stunting sebagian besar di luar sektor kesehatan,” imbuhnya.

Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan Mediheryanto SH MH dalam rapat koordinasi rembuk stunting di Kabupaten Ogan Komering Ilir mengatakan, berdasarkan Perpres 72/2021 tentang percepatan penurunan stunting terdapat lima pilar utama percepatan penurunan stunting, yaitu peningkatan komitmen, peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat, peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan sensitif, peningkatan ketahanan pangan dan gizi, serta penguatan dan pengembangan sistem data, informasi, riset, dan inovasi.

Lebih lanjut Medi menambahkan, Kabupaten OKI dengan jumlah tim pendamping keluarga terbesar kedua di Sumatera Selatan diharapkan mampu terus mengakselerasi penurunan stunting hingga mampu mencapai target nasional.

“Tim pendamping keluarga akan melakukan penyuluhan fasilitasi, pelayanan rujukan, dan fasilitasi penerimaan program bantuan sosial. Dengan tugas ini, tim pendamping keluarga diharapkan mampu mendeteksi dini faktor risiko stunting (spesifik dan sensitif),” tandasnya. (Iwan)

Bagaimana Menurut Anda