Kunjungi Gerai Dekranasda Lamsel, Risty Tagor Kepincut Kain Inuh Lampung Selatan

193

LAMSEL-LAMPUNG, BERITAANDA – Hj. Winarni Nanang Ermanto selaku Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dan Ketua Umum Penggerak Pesona Wisata Lampung Selatan (P2WLS) menggelar talkshow bersama Ariestia Ramadhany Tagor Harahap atau lebih dikenal dengan nama Risty Tagor, artis sekaligus Founder Risty Land Nusantara Fashion.

Talkshow tersebut dibalut dalam acara promosi dan pembuatan film dokumenter Kabupaten Lampung Selatan yang bertempat di Gerai Dekranasda Lampung Selatan, Senin (14/3).

Pada kesempatan itu, Risty Tagor berkunjung ke gerai Dekranasda Lampung Selatan dan melihat berbagai macam produk yang di pasarkan di gerai tersebut.

Berbagai macam produk tersebut seperti tupping, kain inuh, gerabah, kain sulam usus, tas, sepatu, sendal serta berbagai macam gantungan kunci khas Lampung Selatan.

Sebagai produk unggulan Lampung Selatan, kain inuh menjadi daya tarik yang membuat Risty Tagor sebagai desainer pakaian ingin banyak mengetahui makna dan sejarah kain tersebut.

Ketua Dekranasda Kabupaten Lampung Selatan Hj. Winarni Nanang Ermanto pun menjelaskan dengan seksama setiap detail mengenai kain Inuh khas Lampung Selatan.

Wirnani mengatakan, kain inuh adalah kain tenun khas Lampung warisan leluhur. Sekitar tahun 1860 kain tenun sudah mulai digunakan namun hanya untuk kalangan terbatas, yaitu kalangan petinggi atau kalangan bangsawan ketika itu.

“Sejak tahun 2008 kain inuh menjadi warisan khas Lampung Selatan dan menjadi hak paten milik Lampung Selatan,” jelasnya.

“Ciri khas kain inuh ini menunjukan tentang adat Sai Batin yaitu motif yang menunjukkan tentang daerah pesisir seperti laut, pantai, perahu, biota laut dan motif lainnya yang berkaitan dengan laut,” tambahnya.

Melanjutkan penjelasannya, pembuatan kain inuh terus berkembang tentunya melalui pembinaan untuk para pengrajin agar motif dapat menyesuaikan perkembangan zaman, fashion dan dapat dipergunakan oleh semua kalangan, dan yang paling penting tidak mengurangi ciri khas dari Lampung Selatan itu sendiri.

“Meskipun penggunaannya dapat dipadukan dengan kain tapis yang menjadi ciri khas Provinsi Lampung untuk menambah keindahan serta daya tarik sendiri bagi pemakainya,” ungkapnya.

Winarni Nanang Ermanto selaku Ketua Dekranasda Kabupaten Lampung Selatan berharap kain tenun khas dan beberapa kerajinan dari Lampung Selatan dapat dikenal luas oleh masyarakat. “Baik masyarakat lokal maupun luar daerah, bahkan bisa dikenal di mancanegara sehingga dapat meningkatkan perekonomian para pengerajin dan pelaku UMKM di Lampung Selatan,” pungkasnya.

Selain memperkenalkan kerajinan khas Lampung Selatan, Winarni juga menjelaskan makanan khas dari Lampung yakni masak pedos, cupil, iwa pekhos, otak-otak ,ketan lapis dan gegado.

Pada kesempatan itu, Winarni mengungkapkan, makanan khas tersebut biasanya dulu disediakan pada saat acara-acara adat meskipun sekarang sudah jarang namun tetap dilestarikan.

”Supaya generasi sekarang tetap mengenal masakan khas daerahnya sendiri, selain mengenal juga tentunya dapat membuat sendiri dan mengenalkan kepada masyarakat,” harapnya.

Diakhiri talkshow tersebut, Winarni juga menceritakan sejarah otak-otak yang menjadi kuliner khas Kota Kalianda Kabupaten Lampung Selatan yang sangat mempunyai sejarah.

“Jadi sebelum perang dunia II imigran Tionghoa mendarat di Kalianda melalui pesisir Kalianda, hingga turun temurun bertempat tinggal di Kota Kalianda bagian pesisir. Awalnya demi memenuhi kebutuhan hidup mereka berjualan makanan diantaranya otak-otak sampai pada akhirnya resep makanan khas tersebut dikenal oleh masyarakat sekitar dan menjadi peluang usaha kuliner,” pungkasnya. (Katharina)

Bagaimana Menurut Anda