NASIONAL, BERITAANDA – Partai Berkarya yang memulai upaya meningkatkan kesejahteraan dan keadilan ekonomi dengan memprioritaskan kemandirian ekonomi dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), sejalan dengan ide besar yang diusung calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno.
Sandiaga Uno dalam berbagai kesempatan berkali-kali menyatakan bahwa sektor UMKM merupakan solusi untuk menciptakan lapangan pekerjaan dalam jumlah besar. Oleh sebab itu, menurut dia, sektor ini harus mendapatkan perhatian lebih besar.
“Kami melihat UMKM adalah solusi untuk penciptaan lapangan pekerjaan. UMKM jumlahnya 99,9 persen dari unit usaha yang dimiliki bangsa,” kata Sandi di berbagai kesempatan, termasuk saat debat cawapres, pertengahan Maret lalu.
Menurut Sandi, dari total 55 juta unit UMKM yang ada, umumnya mereka belum mendapatkan keberpihakan dari segi kebijakan.
“Padahal 97 persen lapangan kerja diciptakan dari sektor UMKM, oleh karena itu berkali-kali pula saya menegaskan bahwa kami akan memprioritaskan dan mendorong kemajuan UMKM sebagai sarana mencapai kesejahteraan dan keadilan ekonomi,” kata Sandi.
Ide Sandi itu telah cukup lama diupayakan Partai Berkarya untuk diwujudkan. Sejak partai bernomor urut 7 itu berdiri tiga tahun lalu, Ketua Umum Partai Berkarya Tommy Soeharto sudah mengampanyekan upaya mencapai kemandirian ekonomi lewat UMKM.
“Caranya, dengan membuat UMKM terpadu sehingga masyarakat, khususnya umat Islam Indonesia, bisa mandiri,” kata Tommy di berbagai kesempatan.
Kemandirian ekonomi, yang dalam visi Berkarya merupakan ekonomi dari, oleh dan untuk rakyat itu, antara lain diwujudkan dengan cara membangun sebanyak mungkin usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terpadu. Tidak sekadar menggenjot kemandirian via upaya membina dan memproduksi hasil alam, Partai Berkarya juga mengusahakan sungguh-sungguh penyalurannya melalui ritel yang dibangunnya, yakni gerai ‘Goro’ atau gotong-royong.
“Goro atau ‘gotong royong’ adalah tempat penyaluran bagi UMKM, petani, nelayan dan hasil alam lainnya untuk memenuhi swasembada suatu daerah,” kata Tommy. Saat ini, tak hanya telah berdiri Gerai Goro di kawasan seluas 1,6 hektare di Cibubur, Jakarta Timur.
Beberapa toko Goro juga berdiri di berbagai daerah seperti Jayapura, Semarang, dan Magelang, Jawa Tengah, untuk menampung produksi rakyat. Dari sinilah diharapkan akan lahir toko-toko Goro di berbagai kecamatan di Indonesia untuk mendongkrak hidupnya berbagai UMKM.
“Toko Goro saat ini telah jalan dan memang baru berkembang di Jawa Timur dan Jawa Barat. Namun, ke depan kami ingin pada satu kabupaten setidaknya ada satu Toko Goro. Bahkan jika perlu hingga ke kecamatan dan kelurahan,” ungkap Tommy.
Menurut Tommy, dengan Goro partai nomor urut 7 itu juga berusaha membantu petani memasarkan produknya langsung ke konsumen. Cara ini diyakininya akan membuat petani menikmati harga lebih baik, sementara konsumen pun tidak terbebani harga tinggi.
“Selama ini mata rantai yang panjang tidak hanya merugikan konsumen, tapi juga membuat petani tidak pernah makmur,” tutupnya. (Katrine)