OGAN ILIR, BERITAANDA – Perhelatan Pilkada serentak di Kabupaten Ogan Ilir (OI) hampir rampung. Disetiap wilayah, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) setempat terpantau sedang melakukan pleno penghitungan suara yang berasal dari desa-desa yang berada di kecamatan tersebut.
Seperti misalnya di Kecamatan Payaraman Kabupaten OI, mulai pagi hingga menjelang malam pihak PPK setempat masih tampak sibuk menghitung surat suara yang dibawa oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang ada di desa itu, Jumat ( 29/11/2024) sore.
Meski gelaran pesta demokrasi 5 tahunan ini berjalan dengan baik dan tidak ditemukan kejadian luar biasa dalam prosesnya. Namun rangkaian kegiatan yang dilakukan PPK Payaraman, menurut kacamata awak media yang bermukim di wilayah tersebut. cenderung tertutup dan terkesan enggan mendayagunakan insan pers untuk mensosialisasikan atau mempublikasikan kegiatan mereka melalui media. Padahal, pers merupakan media arus utama di Indonesia yang diakui negara sebagai salah satu pilar bangsa.
Dari semenjak perekrutan PPS, bimtek, pelantikan PPS hingga pleno penghitungan suara, pihak PPK Payaraman sangat jarang bahkan nyaris tak bersinergi dengan wartawan, khususnya jurnalis di daerah setempat.
Entah apa yang menjadi kendala, apa karena memang tidak ada anggaran publikasi atau memang PPK di daerah ini malas untuk berurusan dengan wartawan dan lebih memilih media sosial untuk menyebarluaskan informasi. Padahal, naskah perjanjian hibah daerah (NPHD) KPU OI, informasinya bernilai fantastis. Dan rasanya pasti ada alokasi yang digelontorkan ke PPK, semisal di Payaraman.
Atau bisa jadi, karena memang pihak PPK disini yang diketuai oleh Rosidi, enggan berbagi perihal rupiah, hanya ingin dinikmati sendiri dan lebih memilih gratisan lewat laman Facebook. Seperti yang dipertontonkan secara live streaming di akun FB PPK Kecamatan Payaraman hari ini.
Menjadi catatan kepada ketua KPU OI kedepan, agar perekrutan Ketua PPK dimana pun, selain memang cakap di bidangnya, harus pula piawai bersinergi atau berkolaborasi dengan stakeholder yang ada, semisal dunia wartawan. Sehingga dapat meminimalisir ketidakharmonisan terhadap stakeholder yang ada. (Tulisan Opini Adiwinata)