



PESAWARAN-LAMPUNG, BERITAANDA – Dirjen Perikanan Budidaya KKP Dr. TB. Haeru Rahayu M.Sc melakukan kunjungan ke Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung di Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Sabtu (6/11).
“Kunjungan kami ke BBPBL adalah untuk melakukan roadshow ke UPT-UPT, juga ke masyarakat. Kami ingin memastikan apakah UPT (Unit Pelaksana Teknis) di bawah Dirjen Budidaya Perikanan KKP bekerja sesuai dengan platform yang sudah kita canangkan. Serta, melakukan cross cek ke masyarakat, apakah warga sudah betul – betul bisa menikmati kehadiran negara melalui UPT-UPT tersebut,” ujar Haeru Rahayu.
“Selaku pemangku kebijakan, baik itu di pusat maupun di daerah benar- benar bersinergi. Bajunya saja yang berbeda, tapi substansi dasarnya adalah sama, yaitu ingin mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat kelautan perikanan, khususnya pembudi daya,” tambah dia.
Terkait potensi laut di Lampung, ia mengatakan sangat luar biasa. Dirinya melihat terumbu karang sangat bagus. Potensinya sangat luar biasa.
“Potensial aqua kulturnya itu dari 1,33 triliun dolar setiap tahun, ada sekitar 16 persennya, dan ini belum termaksimalkan,” katanya.
Dirinya kembali mengungkapkan, sudah hampir dua tahun teman-teman di Balai berhasil memindahkan ikan kerapu yang tadinya cukup komplek, harus menggunakan bak konkrit, pakai listrik, butuh investasi 300 jutaan. Sekarang sudah bisa dilihat langsung, simpel menggunakan keramba tanpa listrik. Ini merupakan satu terobosan.
“Untuk lobster saya lihat buah dari Permen KP Nomor 17 Tahun 2021 yang mempermudah masyarakat dalam pembudidayaan lobster, dimana semangat budidayanya sudah bisa dilihat dan berhasil dilakukan oleh teman- teman di BBPBL,” terang dia.
Dirinya berharap agar BBPBL dan Dinas Kelautan di Lampung untuk bersinergi. ” Kita harus bersinergi, mereka di pemerintah daerah, kami di pemerintah pusat. Dan hari ini sudah kita buktikan, sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, semoga bisa diikuti oleh pemda-pemda yang lain,” pungkas Dirjen.
Pada kunjungannya, Dirjen Perikanan Budidaya KKP secara langsung juga berkesempatan menyerahkan hibah benih lobster hasil pendederan satu sebanyak 1.000 benih untuk dua kelompok.
Sementara itu, Kepala BBPBL Lampung Ir Ujang Komarudin M. Sc turut menjelaskan, bahwa Dirjen Perikanan Budidaya KKP di Teluk Hurun melakukan restocking (pelepasliaran) benih ikan kakap putih (2.000 ekor), kuda laut (1.000 ekor) dan ikan hias nemo (500 ekor).
Restocking ini dimaksudkan sebagai upaya memulihkan populasi ikan – ikan asli yang ada di suatu kawasan.
Seperti diketahui, bahwa kawasan Teluk Hurun memiliki habitat muara, dimana terdapat ikan – ikan kakap putih dan juga habitat terumbu karang serta padang lamun yang merupakan rumah bagi ikan hias dan kuda laut.
“BBPBL Lampung dalam 2 tahun terakhir ini juga telah berhasil mengembangkan teknologi budidaya lobster, khususnya pada segmen yang paling kritis, tahap pendederan I (0,2 gram/BBL – 5 gram),” terangnya.
Para perekayasa di BBPBL Lampung telah melakukan serangkaian uji coba terhadap berbagai faktor dalam pemeliharaan lobster pada tahapan kritis tersebut, antara lain kepadatan tebar, kedalaman air, pakan, bentuk/bahan shelter, hingga wadah pemeliharaan.
“Dalam pengembangan produksi benih di tahap hasil pendederan segmentasi satu ini, kemudian dikenal sistem landbased (pemeliharaan dalam wadah atau bak) di darat, dan pemeliharaan langsung dalam keramba jaring apung di laut,” pungkas Ujang Komarudin. (Katharina Yanuarti)
Bagaimana Menurut Anda





