OGAN KOMERING ILIR, BERITAANDA – IW (36) yang merupakan salah satu pimpinan ponpes di Kecamatan Teluk Gelam Ogan Komering Ilir (OKI) dijemput Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror (AT) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Ahad (15/10/2023) malam.
Sulistio bagian pengasuh ponpes tersebut saat dikonfirmasi BERITAANDA, Senin (16/10/2023), membenarkan adanya penjemputan Ustadz IW oleh Tim Densus 88.
“Semalam beliau Sholat Maghrib sampai Isya, dan juga menggelar pengajian di masjid. Saat pulang sekitar pukul 20.00 WIB, ditengah perjalanan dijemput oleh Tim Densus 88,” ungkap dia.
Jelas dia lagi, malam tadi Ustadz IW membawa anak laki-lakinya. Kemudian anak beliau berikut sepeda motornya diantar pulang ke rumah bersangkutan yang berada di dalam kawasan ponpes oleh polisi.
“Saat itu saya melihat di depan rumah beliau ada tiga mobil sedan. Awalnya saya mengira orang-orang yang datang ini adalah pasien beliau yang ingin diruqiyah,” ujar dia.
Sekitar pukul 21.30 WIB, Ustad IW pergi meninggalkan rumahnya bersama Tim Densus 88. Jadi mereka datang mengantarkan anak ustad IW sekaligus memberi kabar ke keluarganya.
“Meskipun saya sempat mendekat ke rumah Ustadz IW, dan sempat bertanya kepada polisi yang hadir disana, namun tak banyak beri informasi. Jadi saya juga tidak tahu apa alasan beliau dibawa oleh Tim Densus 88,” imbuhnya.
Sementara menurut keterangan warga setempat, Tarmina (56) didampingi anaknya Khoirul (48), mereka tidak mengetahui adanya penjemputan pimpinan ponpes tersebut.
“Saya tidak mendengar adanya bunyi sirine mobil. Dan pagi ini sekitar pukul 09.00 WIB, saya melihat ada orang-orang dari Kodim yang datang, tapi tidak tahu mau apa. Terus aktivitas belajar di ponpes tadi pagi terlihat juga seperti tidak ada yang terjadi,” jelasnya.
Saat ditanya mengenai kepribadian Ustadz IW, dirinya menilai Ustadz IW merupakan orang yang tertutup. Hal itu lantaran jarang sekali terlihat bersosialisasi dengan masyarakat.
“Misalnya kalau kita menggelar seperti hajatan dan mengundang orang pesantren, dimana yang datang justru hanya santri-santrinya saja. Sehingga hal ini menimbulkan kecurigaan, lantaran yang bersangkutan tidak seperti ustadz lainnya,” jelas dia.
Terpisah, Bupati OKI melalui Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Drs. H. Antonius Leonardo M.Si mengaku turut prihatin kalau memang hal itu terjadi.
“Namun, tentu aparat punya bukti yang cukup untuk menetapkan status tersebut. Dan kepada camat sudah kita minta untuk monitor perkembangan lebih lanjut,” terangnya.
Lebih jauh kata dia, untuk masyarakat diharapkan waspada terhadap ajaran terorisme. Justru Islam adalah Rahmatan Lil Alamin. Bila ada ajaran yang tidak sesuai, tanyakan dengan ahlinya, para ulama dan MUI.
“Kalau kita berpegang teguh dengan Alquran dan hadits, Insya Allah ajaran terorisme tidak akan dapat merusak akidah kita,” tutupnya. (Iwan)