BANDAR LAMPUNG, BERITAANDA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung bersama dengan anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Dr. Ir. H. A. Junaidi Auly MM menyelenggarakan kegiatan edukasi literasi keuangan kepada masyarakat di 3 (tiga) kecamatan/kabupaten di Provinsi Lampung.
Yaitu Kampung Rukti Endah, Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah pada Jumat (23/8/2024). Balai Desa Tanjung Mulyo, Kecamatan Abung Selatan, Lampung Utara pada Sabtu (24/8/2024). Serta Balai Desa Terbanggi Besar, Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah, Ahad (25/8/2024).
Kepala OJK Provinsi Lampung, Otto Fitriandy, menyampaikan harapannya agar masyarakat dapat lebih berhati-hati terhadap penggunaan produk jasa keuangan peer-to-peer lending sehingga meminimalisir mengakses entitas yang ilegal.
“Dalam kegiatan sosialisasi ini materi yang akan disampaikan pada sosialisasi meliputi pengenalan OJK, waspada pinjaman online ilegal, pinjaman online dan waspada investasi, yang mana ketiga tema ini saling berkaitan dan sering ditemui dikehidupan masyarakat sehari-hari,” jelas dia.
Kegiatan sosialisasi bersama anggota Komisi XI DPR RI ini dilakukan secara rutin ke daerah-daerah yang memang sangat memerlukan edukasi keuangan.
“Tentunya banyak manfaat yang akan diperoleh, terlebih saat ini sedang marak penawaran-penawaran yang menyesatkan masyarakat, seperti investasi illegal, pinjol illegal bahkan sampai ke judi online. Masyarakat juga kita bekali dengan pengetahuan bagaimana jika ingin memanfaatkan produk pinjaman atau kredit dari industri jasa keuangan untuk keperluan penambahan modal usaha,’ ujar Otto.
Berdasarkan data yang didapat oleh Satuan Tugas Pemberantas Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI), sejak tahun 2017 sampai dengan tahun 2023 terdapat 6.680 pinjaman online ilegal dan 1.218 investasi ilegal yang telah diblokir dan dihentikan aktivitasnya. Lebih lanjut, kerugian masyarakat akibat investasi ilegal mencapai Rp 139,67 triliun.
“Dalam penggunaannya keuangan digital dapat membantu ekonomi masyarakat maupun memperburuk kondisi ekonomi tersebut. Dalam praktiknya, fintech peer-to-peer lending dianggap sebagai solusi bagi masyarakat yang membutuhkan pinjaman modal kerja dengan tenor yang singkat. Namun dewasa ini, terdapat cukup banyak penyimpangan terkait dengan penggunaan produk ini, salah satunya adalah penggunaan kredit untuk judi online,” katanya.
Dengan materi tersebut, diharapkan masyarakat lebih memahami dan berhati-hati dalam menyikapi penawaran-penawaran yang ada, sehingga kedepannya masyarakat yang menjadi korban akan semakin berkurang dan lebih cerdas dalam menyikapi kebutuhan keuangannya, baik ketika memiliki uang maupun memerlukan uang.
“OJK selaku regulator di sektor jasa keuangan serta 15 anggota Satgas PASTI lainnya senantiasa selalu mengupayakan pencegahan untuk menekan kerugian yang timbul pada masyarakat akibat dari maraknya pinjaman online dan investasi ilegal. OJK berharap sosialisasi yang disampaikan dapat diterima dan tentunya bermanfaat untuk masyarakat daerah, serta cermat dan bijak dalam mengelola keuangan, selalu berpedoman pada prinsip legal dan logis sebelum menggunakan produk jasa keuangan, serta mewaspadai bentuk penipuan transaksi keuangan digital yang sedang kerap terjadi dengan berbagai modus penawaran,” terang dia.
Bagi masyarakat yang memerlukan informasi lebih lanjut atau ragu dalam melakukan transaksi Keuangan, dapat menghubungi OJK di kontak 157 atau WA 081157157157, dapat datang ke kantor OJK Provinsi Lampung di Jl. Way Sekampung No.9 Pahoman Bandar Lampung.
“Sehingga langkah preventif/pencegahan yang kita lakukan saat ini, dapat menjadi langkah awal bagi kita untuk mencegah masyarakat untuk tidak lagi mengakses entitas illegal. Dan saya juga berharap agar masyarakat dapat lebih aware sehingga tidak terjerumus lingkaran setan judi online, ” ungkap Otto. (Siaran Pers OJK Lampung)