BANDAR LAMPUNG, BERITAANDA – Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung menggelar Bincang Bersama Media (BBM), di Aula Kantor Bank Indonesia, Kamis (8/8/2024).
Bincang Bersama Media dengan membahas Update Perekonomian Lampung Triwulan II Tahun 2024 dihadiri Kepala Perwakilan BI Lampung Junanto Herdiawan, Senior Ekonomi BI Lampung Fiskara Indawan, Deputy Direktur BIĀ Lampung Subarkah, Kepala Unit Pengelolaan Uang Rupiah BI Lampung Hendra Irawan dengan menghadirkan narasumber Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Lampung Rinvayanti serta senior ekonomi BI Lampung Fiskara Indawan.
Dalam paparannya Fiskara Indawan menyampaikan kinerja perekonomian global pada tahun 2024 diperkirakan tumbuh 3,20% (yoy) diiringi dengan prakiraan penurunan inflasi ditengah tantangan masih tingginya tantangan ketidakpastian pasar keuangan global.
Kinerja perekonomian di Provinsi Lampung pada triwulan II tahun 2024 yangĀ tumbuh sebesar 4,80 persen (yoy),Ā melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,30% (yoy), terutama didorong oleh peningkatan kinerja tetap terjaganya permintaan domestik dan peningkatan kinerja sektor eksternal.
Fiskara juga menjelaskan bahwa, pada keseluruhan kinerja perekonomian tahun 2024 diperkirakan tumbuh pada kisaran 4,5 ā 4,9 persen,Ā didukung prospek tetap kuatnya permintaan domestik seiring terjaganya optimisme masyarakat.
Provinsi Lampung sendiri memiliki andil dalam pertumbuhan ekonomi terbesar keempat se Sumatera, sebesar 0,51 persen dari 4,48 persen (yoy).
Terkait inflasi, Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Lampung Rinvayanti menyampaikan Inflasi gabungan Kabupaten/Kota Provinsi Lampung pada bulan Juli 2024 tercatat senilai 2,55% (yoy), lebih tinggi dari Inflasi nasional sebesar 2,13% (yoy).
Secara kumulatif, inflasi gabungan di Provinsi Lampung termasuk yang terendah di wilayah Sumatera, bahkan sebelumnya tercatat sebagai yang terendah di Sumatera, Provinsi Lampung dinilai berhasil menekan angka inflasi tahun berjalan 2024 dan mendapatkan insentif fiskal sebesar Rp6.827.578.000.
āBerdasarkan wilayah, Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Timur merupakan wilayah dengan tingkat Inflasi tahunan tertinggi,” ungkapnya.
āSementara komoditas penyebab inflasi antara lain adalah beras, cabai rawit. Kenaikan harga beras disebabkan oleh penurunan pasokan pasca puncak panen pada periode April-Mei 2024, sementara kenaikan cabai rawit disebabkan oleh penurunan pasokan di tingkat distributor, ” jelas Rinvayanti.
Upaya-upaya pengendalian Inflasi yang telah dilakukan sampai dengan Minggu ke 1 bulan Agustus 2024 dan yang akan dilakukan adalah:
Keterjangkauan Harga
- Melakukan pemantauan harga bahan pangan dan bahan penting lainnya pada 15 Kabupaten/Kota
- Melaksanakan operasi pasar/pasar murah bersubsidi/gelar pangan murah pada 15 Kabupaten/Kota
- Bantuan sosial sembako dan PKH (program keluarga harapan)
- TPID bersama Satgas Pangan melakukan monitoring harga dan ketersediaan pada distributor dan pasar
- Launching Toko Pengendalian Inflasi dan Mobil dan Transportasi Operasi Pasar (TOP)
Ketersediaan Pasokan
- Penyaluran beras SPHP oleh Perum Bulog di Provinsi Lampung sampai dengan tanggal 29 Juli 2024 sebanyak 22.738 ton (75%) dari target satu tahun sebanyak 30.000 ton, sedangkan untuk Bantuan Pangan telah disalurkan sebanyak 49.293 ton (99,02%)
- Penyerapan gabah/beras dalam negeri oleh Bulog dari petani lokal
- Penyediaan sarana dan prasarana pertanian (pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan) dan bantuan pupuk.
- Pengelolaan dan rehabilitasi alokasi air irigasi
- Penerbitan Surat Edaran Gubernur Lampung Nomor 23 Tahun 2024 tanggal 19 Februari 2024, Tentang Pengawasan dan Pengendalian Distribusi Gabah dalam rangka Pengendalian Inflasi di Provinsi Lampung.
- TPID Provinsi Lampung melalui Tim Penggerak PKK melaksanakan melaksanakan Gerakan tanam cabai di Agro Park. (Katharina)