Desa Wisata Hutan Buluh Perindu di Kerinci Masuk 50 Besar Lomba ADWI 2024

72

KERINCI, BERITAANDA – Keseriusan Pemerintah Kabupaten Kerinci dalam mengelola tempat wisata patut diacungkan jempol.

Hal ini dibuktikan sebanyak 6.016 desa wisata yang tersebar di seluruh Indonesia telah ambil bagian untuk mengikuti lomba Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2024. Sementara Desa Wisata Hutan Buluh Perindu Kabupaten Kerinci masuk 50 besar yang merupakan pencapaian membanggakan.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Drs. Selhanudin MM melalui Kabid Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Syahrul Herri S.Sos.M.Si mengatakan, bahwa desa ini akan dinilai berdasarkan lima kategori.

“Ya, nantinya dalam waktu dekat tim AWDI datang ke Kerinci akan menilai langsung berdasarkan lima kategori, antara lain daya tarik wisata, amenitas digital, kelembagaan SDM dan resiliensi,” kata Herri, Rabu (17/7/2024).

Dikatakan Herri, sebelumnya dalam 300 besar ADWI tersebut, Kabupaten Kerinci mewakili dua desa wisata, yaitu Desa Wisata Rawa Bento Kayu Aro dan Desa Wisata Hutan Buluh Perindu Baru Semerah.

“Sebetulnya 300 besar ADWI masih terdapat dua desa wisata di Kerinci, dan dilanjutkan pemilihan 50 besar. Maka Desa Wisata Hutan Buluh Perindu yang masuk, dan 50 besar ini sebenarnya sudah masuk kategori juara,” ucap Herri.

Kunjungan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, lanjut dia, juga menjadi bukti pengakuan terhadap upaya pengembangan pariwisata desa yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif pada ekonomis lokal serta pelestarian lingkungan.

Sementara itu, Kepala Desa Baru Semerah, Edi Januar, ketika dihubungi media ini melalui pesan WhatsApp menjelaskan, dalam upaya menyukseskan AWDI, pihaknya masih mempersiapkan apa saja yang masuk dalam kriteria.

“Mudah-mudahan kunjungan dari juri ADWI ke Desa Wisata Hutan Buluh Perindu akan mendapatkan hasil yang diinginkan oleh masyarakat Kabupaten Kerinci dan umumnya Provinsi Jambi. Pada kegiatan ini, Hutan Buluh Perindu satu-satunya desa wisata mewakili Provinsi Jambi,” harap pria yang akrab dipanggil Eja.

“Dalam persiapan ini kami mendapatkan kendala karena terbatasnya anggaran, hanya mengandalkan dari dana desa. Sementara dana dari pemerintah daerah sampai saat ini belum ada,” tutup kades. (Tomi)

Bagaimana Menurut Anda