Tapsel Dorong Inklusi Keuangan, Bupati: Masyarakat Harus Cerdas Kelola dan Investasi

58

TAPANULI SELATAN, BERITAANDA – Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) terus memperkuat langkah konkret dalam membangun ekonomi inklusif dan memperluas akses masyarakat terhadap layanan keuangan modern.

Upaya tersebut diwujudkan melalui kegiatan Sosialisasi Business Matching Produk Pasar Modal dan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025, yang secara resmi dibuka oleh Bupati Tapanuli Selatan, H. Gus Irawan Pasaribu, di Aula Sarasi, Lantai III, Kantor Bupati Tapsel, Sipirok, Selasa (7/10/2025).

Mengusung tema ‘Inklusi Keuangan untuk Semua, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju’, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menegaskan komitmen pemerintah daerah bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Indonesia (BI), dan lembaga perbankan dalam meningkatkan literasi serta partisipasi masyarakat terhadap sistem keuangan formal.

Dalam sambutannya, Bupati Gus Irawan menekankan bahwa literasi dan inklusi keuangan merupakan fondasi pemerataan ekonomi yang berkelanjutan.

“Melalui edukasi dan inklusi keuangan, masyarakat dapat lebih mudah mengakses layanan keuangan, memanfaatkan pasar modal, dan mengembangkan usaha. Ini akan memperkuat perekonomian daerah, terutama bagi petani dan pelaku UMKM,” ujarnya.

Bupati juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang aktif mendorong peningkatan literasi keuangan di Tapsel. Ia menegaskan bahwa inklusi keuangan bukan sekadar program, melainkan gaya hidup yang harus tumbuh di tengah masyarakat.

“Kita ingin masyarakat Tapsel menjadi cerdas dalam mengelola keuangan, berinvestasi, dan berwirausaha dengan bijak. Karena pada akhirnya, kesejahteraan rakyat adalah tujuan utama,” tambahnya.

Dari pihak OJK, Deputi Direktur Pengawasan Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Yovvi Sukandar menyampaikan, bahwa tingkat literasi dan inklusi keuangan nasional menunjukkan tren positif.

Berdasarkan survei tahun 2025, sebanyak 80,51% masyarakat Indonesia telah menggunakan produk lembaga jasa keuangan.

“Masih ada 10,49% masyarakat yang belum terjangkau. Namun, capaian Tapsel termasuk yang tertinggi di Sumatera Utara, bersama daerah lain seperti Pematang Siantar, Medan, Nias, Toba Samosir, Binjai, dan Tanjung Balai,” jelas Yovvi.

Menurutnya, capaian tersebut menjadi indikator penting dalam mendukung target indeks inklusi keuangan Sumatera Utara tahun 2025 yang ditetapkan sebesar 3,88.

Sementara itu, Manager Sistem Pembayaran Bank Indonesia Wilayah Sibolga, Rusli Gustanto, memaparkan kemajuan pesat masyarakat Tapsel dalam penggunaan sistem pembayaran digital.

“Volume transaksi menggunakan QRIS naik 18 persen menjadi lebih dari 711 ribu transaksi, dengan nilai mencapai Rp10,8 miliar. Jumlah merchant juga melonjak 46 persen, dari 1.700 menjadi lebih dari 2.500,” ungkapnya.

Rusli menilai, angka tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Tapsel semakin melek digital dan mendukung Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT). Namun, ia juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap kejahatan siber seperti phishing dan penipuan berbasis QRIS.

Sebagai bentuk nyata dukungan terhadap sektor produktif, kegiatan tersebut juga dirangkai dengan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada sejumlah pelaku UMKM dari Bank BRI, Bank Sumut, dan Bank BNI.

Total bantuan mencapai ratusan juta rupiah, yang digunakan sebagai modal usaha di berbagai sektor ekonomi rakyat.

Kegiatan ini turut diikuti oleh Wakil Bupati Tapsel H. Jafar Syahbuddin Ritonga, Sekretaris Daerah Sofyan Adil, para asisten, pimpinan OPD, camat se-Tapsel, pimpinan PT Agincourt Resources (PTAR), Kepala BEI Sumut, pimpinan perbankan, hingga rektor perguruan tinggi di Tapsel.

Dengan berbagai upaya yang terus digalakkan, Pemkab Tapsel berharap literasi dan inklusi keuangan tidak hanya menjadi jargon, tetapi benar-benar menjadi gerakan bersama menuju masyarakat yang sejahtera dan mandiri secara finansial. [Anwar]

Bagaimana Menurut Anda