BANDAR LAMPUNG, BERITAANDA – Pemerintah Provinsi Lampung mengajak seluruh pelaku jasa keuangan untuk bersama-sama membangun kemitraan strategis dalam mendukung kemajuan Provinsi Lampung di tengah pesatnya transformasi digital sektor keuangan.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, saat menghadiri seminar strategic alliance in finance leadership yang diadakan oleh Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK), bertempat di Ballroom Hotel Santika Premiere, Selasa (5/8/2025).
“Saya mengajak semua yang hadir untuk menjadikan momentum ini sebagai ruang untuk membangun kemitraan yang strategis, mengembangkan kepemimpinan yang relevan dengan perkembangan zaman, serta mengakselerasi literasi dan inklusi keuangan,” ajaknya.
Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan apresiasinya terhadap kemajuan sistem keuangan nasional yang semakin adaptif dan inovatif, khususnya dalam menghadapi tantangan era digital.
“Saya bersyukur karena sistem keuangan kita semakin agile, dan banyak teman-teman di Otoritas Jasa Keuangan semakin adaptif, tertantang, serta kritis dalam mengembangkan berbagai inovasi sistem keuangan di Indonesia. Itu adalah hal yang patut kita syukuri bersama,” ucapnya.
Wagub juga menekankan bahwa kepemimpinan di sektor keuangan saat ini harus mampu menjawab tantangan besar seperti disrupsi digital, ekonomi berbasis data, serta perubahan perilaku konsumen yang semakin dinamis.
“Strategic alliance in finance leadership ini tentu bukan hanya sekadar judul saja, melainkan realitas yang harus kita jawab bersama-sama. Kita hidup di era yang ditandai dengan disrupsi digital, ekonomi berbasis data, dan perilaku konsumen yang dinamis,” tegasnya.
Transformasi yang terjadi, seperti munculnya fintech dan integrasi sistem pembayaran seperti QRIS, menjadi bukti bahwa sektor keuangan dituntut untuk terus berkembang dan berinovasi.
“Teknologi fintech mengubah cara kita bertransaksi, mengakses layanan keuangan, bahkan cara lembaga keuangan mengambil keputusan. Contoh konkret seperti QRIS yang kini mengintegrasikan pembayaran lintas platform, mempercepat transaksi ritel, serta mengurangi ketergantungan terhadap uang tunai dan banyak hal lainnya,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Wagub juga berharap FKIJK dapat mendorong pengembangan aplikasi pintar (smart apps) lokal yang terintegrasi seperti platform digital di negara lain, contohnya WeChat di Tiongkok, yang mampu menggabungkan berbagai layanan mulai dari transaksi keuangan, e-commerce, hingga konsultasi kesehatan dalam satu aplikasi.
“Kita memang sudah memiliki beberapa aplikasi unggulan produk Indonesia yang didukung sistem pembayaran praktis. Saya yakin itu bisa lebih dikembangkan, masuk ke lebih banyak platform yang memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan publik. Saya tantang teman-teman di FKIJK untuk mendorong lahirnya smart apps lokal yang luar biasa,” ucapnya.
Wagub juga menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan dalam mendukung kemajuan daerah di tengah pesatnya transformasi digital saat ini.
“Kemarin Pemerintah Provinsi Lampung baru saja meluncurkan program SMA-SMK Migran. Ini salah satu bentuk kolaborasi dari teman-teman di sektor keuangan dalam memberikan kontribusi lintas sektor kepada daerah. Nantinya, program ini akan dilengkapi dengan bantuan KUR yang diarahkan melalui Bank Lampung,” jelasnya.
“Ini adalah salah satu bentuk dari kolaborasi lintas sektor yang tidak bisa berdiri sendiri. Hari ini, tantangannya dan trennya adalah sinergi, kolaborasi. Jadi ini adalah contoh awal yang baik dan teman-teman di jasa keuangan lainnya dapat mengembangkan kolaborasi di lintas sektor lainnya,” tambahnya.
Di akhir sambutannya, Wagub berharap kepemimpinan di sektor keuangan mampu bertumbuh dengan pola pikir yang cepat, adaptif, dan berbasis data, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan.
“Saya menganggap teman-teman semua sudah agile, dan saya berharap akan lebih agile lagi dalam memahami perilaku pasar, tren Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), aspek lingkungan, sosial dan tata kelola (environmental, social and governance), serta pentingnya literasi keuangan masyarakat. Dalam beberapa kegiatan, kami juga bekerja sama dengan Bank Indonesia dan OJK untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya literasi keuangan,” ucapnya.
“Karena itu, forum seperti ini menjadi game changer. Kolaborasi antar regulator, pelaku industri, dan pemimpin di sektor jasa keuangan akan melahirkan ekosistem yang sehat, kompetitif, sekaligus inklusif,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung yang juga Ketua Umum Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Provinsi Lampung, Otto Fitriandy, dalam kesempatan tersebut menegaskan bahwa seminar ini bertujuan membentuk kepemimpinan keuangan yang strategis, adaptif, dan visioner di tengah ketidakpastian ekonomi global serta cepatnya laju transformasi digital.
“Harapannya, nanti bisa mendorong terbentuknya kepemimpinan yang strategis, adaptif, dan visioner untuk menghadapi tantangan di sektor jasa keuangan yang terus berkembang, terutama di era transformasi digital dan ketidakpastian situasi perekonomian saat ini,” harapnya. (Katharina)





























