Wagub Lampung Ajak Perempuan Jadi Pemimpin Perubahan di Hari Kartini

35

BANDAR LAMPUNG, BERITAANDA – Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela menggelorakan semangat persatuan dan peran aktif perempuan dalam pembangunan daerah pada upacara peringatan Hari Kartini tahun 2025 yang digelar di Balai Keratun Lantai 3, Komplek Kantor Pemerintah Provinsi Lampung, Bandar Lampung, Senin (21/4/2025).

“Mari, perempuan-perempuan hebat di Provinsi Lampung kita satukan energi, semangat, dan tekad untuk ambil bagian dalam pembangunan,” ajaknya penuh semangat.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Lampung, Ibu Purnama Wulan Sari Mirza, serta Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Muhammad Firsada.

Dalam sambutannya, Jihan menegaskan bahwa perempuan Lampung bukan hanya pelengkap dalam proses pembangunan, tetapi justru menjadi penggerak utama.

“Jangan pernah biarkan keraguan orang lain menjadi batas langkah kita. Kita semua adalah penggerak, bukan sekadar penonton. Kita adalah arsitek peradaban, dengan cinta, dengan ilmu, dan kekuatan yang tak kasat mata namun tercatat dalam sejarah,” ungkapnya.

Ia mendorong seluruh perempuan Lampung untuk bangkit dan berperan aktif menghadirkan perubahan yang bermakna bagi daerah dan bangsa.

“Bangkitlah, perempuan Lampung!, genggam ilmu setinggi mungkin, pimpin ruang-ruang perubahan. Jadilah pemimpin yang tak hanya cerdas, tetapi juga membumi. Tak hanya tangguh, tetapi juga lembut. Tak hanya bekerja, tetapi juga menginspirasi,” serunya.

Jihan juga menyampaikan komitmen Pemerintah Provinsi Lampung dalam menciptakan ruang yang aman, adil, dan inklusif bagi perempuan.

“Kami terus mendorong peningkatan indeks pemberdayaan gender, memperluas akses pendidikan bagi anak perempuan, serta memperkuat partisipasi perempuan dalam bidang politik, ekonomi, dan kepemimpinan,” jelasnya.

Melalui momentum Hari Kartini, Jihan mengajak masyarakat untuk tidak hanya mengenang sosok Kartini, tetapi juga menyalakan kembali semangat perjuangan yang diwariskan oleh Raden Ajeng Kartini.

“Kartini bukan sekadar simbol emansipasi, tetapi simbol keberanian untuk bermimpi di masa ketika perempuan bahkan tak dianggap memiliki hak untuk bermimpi. Ia adalah inspirasi yang hidup,” ujarnya.

Jihan menegaskan bahwa semangat Kartini hidup dalam diri perempuan Lampung yang terus berjuang dan mengabdi untuk keluarga, masyarakat, dan masa depan.

Ia mencontohkan Weni Irawati, seorang bidan di pelosok Way Kanan yang menempuh puluhan kilometer demi menyelamatkan ibu dan bayi. Serta Nur Halimah, petani singkong di Pringsewu yang berhasil menyekolahkan anaknya hingga sarjana dengan hasil kerja kerasnya sendiri.

“Kartini hadir di ruang-ruang rapat, di bangku kuliah, di meja redaksi, di laboratorium, di pasar, di dapur, di sawah, dimana pun perempuan berdiri tegak dengan hati yang menyala. Kartini ada dalam diri kita semua,” tutup Jihan. (Katharina)

Bagaimana Menurut Anda