INDRALAYA-OI, BERITAANDA – Tradisi sahur membangunkan warga di bulan Ramadhan yang ada di kampung-kampung, di era saat ini mulai tergerus zaman. Sudah tak banyak dijumpai pemuda atau warga yang melakukan kegiatan ini.
Hal tersebut tentunya bukan tanpa alasan, banyaknya fasilitas semisal televisi, radio, smartphone dan fasilitas digital lainnya membuat kemeriahan tradisi sahuran nyaris hilang dan seakan tidak dibutuhkan warga lagi.
Meski begitu, syukurnya di Desa Tebedak I Kecamatan Payaraman Kabupaten Ogan Ilir, kegiatan membangunkan warga untuk bersantap sahur di bulan puasa masih kerap dijumpai.
Seperti yang dilakukan sekumpulan pemuda desa ini yang terhimpun dalam Grup Hadroh Al-Musthofa yang diketuai oleh Syahrul (23). Dengan membawa alat musik rebana dan pengeras suara, mereka berkeliling kampung membangunkan warga sambil melantunkan solawat nabi.
“Kami sadar era telah berubah, banyak warga sudah beralih untuk bangun tidur sahurnya dengan alarm HP atau penanda lainnya, namun meski begitu kegiatan sahur seperti ini akan terus dilakukan, dan ternyata banyak warga juga senang,” ujar Syahrul di sela kegiatan mereka pada Ahad (25/4) dini hari.
Sambungnya, setiap dinihari rombongan mereka aktif melakukan kegiatan ini, dan ia berharap warga yang dibangunkan juga merasa senang kemudian tradisi ‘nyaor’ dalam istilah desa ini juga terus lestari.
“Selain itu, melalui kegiatan sahur, ini upaya kami dalam mengasah kemampuan untuk memainkan alat musik hadroh dan juga berolah vocal,” tandasnya. (Adie)































