PLTA Batang Toru Siap Mengalirkan Energi, Tahap Akhir Menuju Operasional Awal 2026

165

TAPANULI SELATAN, BERITAANDA – Harapan akan hadirnya energi bersih di Sumatera Utara kian nyata. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) kini memasuki tahap akhir sebelum resmi beroperasi.

Proyek strategis nasional ini digadang-gadang menjadi salah satu tonggak penting dalam mendukung transisi energi hijau di Indonesia.

Bupati Tapsel H. Gus Irawan Pasaribu memimpin rapat koordinasi bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan manajemen PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) di ruang rapat Bupati, Sipirok, Senin (27/10/2025).

Suasana rapat berlangsung penuh antusiasme dan optimisme, mencerminkan besarnya harapan masyarakat Tapsel terhadap manfaat proyek tersebut.

Dalam paparannya, QS Manager PT NSHE Zulpadli menjelaskan, bahwa konstruksi bendungan telah mencapai tahap akhir dan siap untuk dilakukan penggenangan pada awal November 2025. Saat ini, pihaknya hanya menunggu izin akhir dari Komisi Keamanan Bendungan (KKB).

“Kami menargetkan izin penggenangan dapat diperoleh pada minggu pertama November, dan seluruh pekerjaan konstruksi untuk kebutuhan energize selesai pada akhir Oktober ini,” ujarnya.

Zulpadli menambahkan, jaringan transmisi listrik telah rampung dan sedang menjalani pemeriksaan akhir oleh PLN Pusertif.

Pihak NSHE juga tengah mempersiapkan pengujian konektivitas sistem (point to point test) agar pasokan listrik PLTA dapat tersambung sempurna ke jaringan nasional PLN.

Sementara itu, Design Manager PT NSHE, Arwan Kahfi, memaparkan bahwa pihaknya tengah menyusun dokumen Rencana Tindak Darurat (RTD) sesuai ketentuan Permen PUPR No. 7 Tahun 2023 dan Surat Edaran Dirjen SDA No. 14/SE/Da/2024.

“RTD ini merupakan pedoman utama dalam kesiapsiagaan bendungan, berisi langkah-langkah teknis, prosedur evakuasi, hingga mekanisme komunikasi cepat dalam keadaan darurat,” jelas Arwan.

Ia menambahkan, kapasitas tampungan Bendungan Batang Toru relatif kecil, yakni hanya sekitar 18 juta meter kubik, jauh lebih kecil dibanding bendungan besar seperti Jatigede atau Jatiluhur, sehingga potensi risiko keruntuhan tergolong rendah.

Bupati H. Gus Irawan Pasaribu menyampaikan optimismenya terhadap kesiapan PLTA Batang Toru yang diharapkan mulai beroperasi penuh pada Januari 2026.

Ia menegaskan pentingnya sistem peringatan dini (warning system) di wilayah hilir sungai untuk menjamin keselamatan warga.

“Meskipun genangan bendungan ini kecil dan tidak menggenangi permukiman atau lahan pertanian, sistem peringatan dini tetap harus berjalan. Ini bentuk kesiapsiagaan bersama,” ujar Gus Irawan.

Selain menghasilkan listrik bersih, kata Bupati, keberadaan PLTA juga diharapkan dapat membantu pengendalian banjir dan kekeringan.

“Air yang sudah menggerakkan turbin akan kembali ke sungai, jadi sistemnya tetap alami, efisien, dan ramah lingkungan,” tambahnya.

Dukungan terhadap proyek ini juga datang dari berbagai pihak. Ketua DPRD Tapsel, H. Rahmat Nasution, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas instansi untuk memastikan keberhasilan proyek strategis nasional tersebut.

Sementara Dandim 0212/TS Letkol Arm Delli Yudha Adi Nurcahyo mengusulkan agar sosialisasi kepada masyarakat dilakukan secara kreatif, misalnya melalui film pendek edukatif yang menampilkan manfaat dan sistem keamanan PLTA.

Adapun Kajari Tapsel, Muhammad Indra Muda Nasution, mendorong penyusunan brosur informatif yang mudah dipahami warga di tiga kecamatan dan 20 desa sekitar proyek, agar mereka mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan jika terjadi keadaan darurat bendungan.

Rapat koordinasi tersebut juga dihadiri oleh Wakapolres Tapsel, para asisten dan pimpinan OPD terkait, Camat Sipirok, Camat Marancar, Camat Batang Toru, Camat Muara Batang Toru, Camat Angkola Sangkunur, serta jajaran pimpinan dan manajemen PT NSHE. [Anwar]

Bagaimana Menurut Anda