OJK Ingin Desa Inklusi Keuangan Bisa Hadir di Seluruh Provinsi Lampung

18

LAMSEL-LAMPUNG, BERITAANDA – Sejumlah jurnalis dari media elektronik, cetak, serta online melakukan kunjungan ke Desa Cintamulya Kecamatan Candipuro Kabupaten Lampung Selatan yang difasilitasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung, dengan mengangkat tema ‘Desa Inklusif Mendorong Perkembangan Perekonomian’, Selasa (30/11).

Hadir pada kegiatan tersebut serta turut menyampaikan paparan sekilas yakni Kepala OJK Lampung Bambang Hermanto, juga ada Kepala Cabang Bank Lampung Kalianda (Lamsel) Tisno, Kades Cintamulya Dwi Hariani, Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (Lampung) Hendi Prayogi, serta aparat desa setempat.

Selayang Pandang Desa Cintamulya

“Desa Cintamulya yang dijuluki desa pendidikan atau pesantren ini punya lima lembaga pendidikan pondok pesantren, dan lima pendidikan non formal setingkat SD, SMP, SMA maupun SMK,” ujar Dwi Hariani selaku Kepala Desa Cintamulya mengawali sambutannya.

Desa ini juga terkenal dengan pertaniannya. Sebab, hampir 70 persen warga mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian, sisanya 30 persen lagi bergerak di bidang perekonomian UMKM yang saat ini sedang mulai tumbuh dan berkembang.

Desa Inklusi Keuangan

Sementara itu Kepala OJK Lampung Bambang Hermanto menjelaskan, Desa Inklusi Keuangan merupakan salah satu program dari tim percepatan akses keuangan daerah Provinsi Lampung.

“Desa Inklusi Keuangan diharapkan bisa hadir di seluruh desa yang ada di Provinsi Lampung,” kata Bambang Hermanto,

Dijelaskan dia, bahwa yang bisa dikatakan sebagai Desa Inklusi Keuangan adalah desa tersebut sudah hadir setidaknya dengan Agen Laku Pandai. Dengan kehadiran Agen Laku Pandai tersebut, masyarakat desa bisa melakukan transaksi apapun terkait dengan layanan perbankan.

“Agen Laku Pandai mungkin lebih unggul dibandingkan dengan operasional kantor-kantor bank yang ada di kota-kota. Karena, Agen Laku Pandai tidak mengikuti jam operasional bank. Dengan kata lain, beroperasi dalam waktu 24 jam. Misalnya agen penjual kartu perdana, agen penjual minyak tanah, toko kelontong, bahkan BUMDes-nya juga bisa menjadi Agen Laku Pandai,” jelas dia.

“Desa Inklusi Keuangan yang sudah lengkap ada Galeri Investasi. Disini masyarakat dikenalkan untuk menyimpan uang di bank atau di pasar modal dengan cara membeli saham atau reksadana,” terang Bambang Hermanto.

Menurutnya lagi, dari pada masyarakat investasikan hartanya yang tidak jelas (bodong), lebih baik investasi melalui pasar modal dengan membeli saham. Di galeri investasi ini kita mengajak masyarakat agar semakin teredukasi, bahwa saat ini sudah banyak lembaga – lembaga jasa keuangan baik pasar modal maupun perbankan yang semakin mudah untuk diakses.

“Untuk Desa Cintamulya sendiri, galeri investasinya merupakan kerjasama antara Bursa Efek Indonesia dengan squritasnya Pintraco. Kehadiran galeri investasi ini membutuhkan kehadiran personel dari squritasnya itu sendiri,” tambah dia.

“Diharapkan, Desa Inklusi Keuangan semakin lengkap layanannya. Desa Inklusi Keuangan harus bisa menjadi one stop services financial, dengan kata lain semua layanan keuangan di desa bisa tersedia,” tegasnya.

Untuk diketahui, sampai dengan saat ini di Lampung sendiri sudah ada 12 galeri investasi, 8 di perguruan tinggi, dan ada 4 yang tersebar di Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Pesawaran.

“Untuk kedepannya di setiap sekolah, mulai dari tingkat SMA untuk bisa dihadirkan galeri edukasi,” pungkas Bambang Hermanto.

Agen Laku Pandai

Desa Cintamulya memiliki dua Agen Laku Pandai, satu dimiliki oleh warga (Reza Firdaus) dan satunya lagi dimiliki oleh BUMDes.

“Diawal saat kami akan membuat Lsmart, Agen Laku Pandai yang dimiliki BUMDes terkendala dengan legalitas. Namun Alhamdulillah, ada warga yang mau membuat Lsmart, karena kebutuhan untuk transaksi di Lsmart ini lumayan banyak, sebab debiturnya juga banyak,” tutur Hartanto selaku pengurus BUMDes saat menyampaikan testimonynya.

Kemudian, dikatakan dia lagi, ketika Desa Cintamulya ditunjuk untuk menjadi salah satu Mitra Samsat untuk Esamdes, kita juga mendapat kebijakan dari Bank Lampung. Karena legalitas kita masih on proses di Kementerian.

“Alhamdulillah kita masih bisa membuka agen, dan saat ini sudah berjalan untuk pembayaran pajak kendaraan bermotor,” jelas dia.

Karena di desa, lanjutnya, strategi yang kami lakukan adalah mengumpulkan data. “Sebab, pajak kan nggak setiap hari. Kita datangi warga yang punya kendaraan untuk kita ingatkan jatuh temponya kapan,” kata dia.

Selanjutnya, untuk Lsmart juga berjalan lancar, transaksi yang digunakan masyarakat ada pembayaran listrik, pulsa, dan sebagainya sudah bisa di back up.

“Kalau di BUMDes sementara ini hanya melayani pajak kendaraan bermotor,” tutup dia. (Katharina Yanuarti)

Bagaimana Menurut Anda