PALEMBANG, BERITAANDA – Bank syariah milik BUMN resmi bergabung usai penandatanganan Conditional Merger Agreement (CMA) yang dilakukan Senin (12/10/2020) lalu.
Menanggapi merger tersebut, Area Manager Bank Syariah Mandiri Palembang Luthfi Bukhari mengatakan, merger bank syariah ini dipusatkan di BRI. Karena BRI satu-satunya bank syariah yang sudah terbuka (Tbk).
Merger bank syariah ini juga tidak berpengaruh pada kebijakan bank dan sistem yang ada. Karyawan bank tetap bekerja seperti biasa memberikan layanan pada nasabah dan tidak ada PHK atau pengurangan karyawan.
“Tidak ada penggabungan kantor, PHK, dan layanan tetap berjalan seperti biasa di kantor masing-masing,” ujar Lutfi dikonfirmasi, Rabu (14/10/2020).
Dia mengatakan, tidak ada yang berubah dalam sistem dan layanan nasbah. Semua tetap berjalan seperti biasa. Begitu juga dengan kontrak kerjasama yang sudah dilakukan bank dengan debitur juga tetap berjalan dan tidak berlaku surut.
Merger bank syariah hanyalah membuat penyatuan bank syariah di belakang layar saja, dengan tujuan agar bank syariah menjadi kuat dan besar, baik secara kualitas maupun aset sehingga bisa bersaing dengan bank syariah secara global.
Sementara itu, Direktur Utama Bank BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo, dalam rilisnya mengatakan, PT Bank BNI Syariah menyambut baik langkah positif Pemerintah Republik Indonesia untuk menggabungkan ketiga bank syariah milik Himbara tersebut.
“BNI Syariah berharap hasil bank merger ini nantinya mampu memperkuat ekonomi syariah dan memberikan kebermanfaatan dan kebaikan dunia maupun akhirat yang lebih luas bagi umat,” tegas dia.
Abdullah Firman mengungkapkan, BNI Syariah memberikan dukungan penuh upaya pemerintah melakukan penggabungan bank syariah milik BUMN serta siap bekerjasama dan bersinergi.
“Insya Allah, merger ini akan menghasilkan bank syariah yang lebih kuat, solid, dan terbesar di Indonesia. Sudah saatnya kita sebagai negara berpopulasi muslim terbesar di dunia memiliki bank syariah yang besar. Oleh karena itu, kami siap bekerjasama, bergotong-royong, untuk memajukan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia. Bahkan, tidak hanya di Indonesia, karena ke depan, kita bisa berikhtiar menjadi pemimpin ekonomi syariah dunia,” jelasnya. (Febri)































