Menuju Kota Modern, Pakar dan Tokoh Nasional Berkumpul di Sipirok Bahas Masa Depan Ibu Kota Tapsel

354

TAPANULI SELATAN, BERITAANDA — Delapan belas tahun sejak resmi ditetapkan sebagai ibu kota Kabupaten Tapanuli Selatan melalui Undang-Undang Nomor 37 dan 38 Tahun 2007, perkembangan Kota Sipirok dinilai masih berjalan lambat.

Di momen peringatan Hari Ulang Tahun ke-75 Kabupaten Tapsel, berbagai kalangan menilai perlu adanya lompatan strategi agar Sipirok benar-benar mampu berfungsi sebagai pusat pemerintahan sekaligus motor pertumbuhan ekonomi baru.

Menjawab kebutuhan tersebut, Yayasan Tabagsel Institute menginisiasi lokakarya bertajuk ‘Strategi Pengembangan Kota Sipirok sebagai Ibu Kota Kabupaten Tapanuli Selatan untuk Peningkatan Kesejahteraan Rakyat’.

Lokakarya ini direncanakan digelar pada Selasa, 25 November 2025, di Sopo Namora, Kelurahan Baringin, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan.

Ketua Panitia, Ayub Suleman Pulungan, didampingi Bendahara Yusanti Anwar, menjelaskan bahwa lokakarya ini dirancang sebagai ruang bertemunya gagasan.

Para ahli, tokoh, dan pemangku kepentingan akan dihimpun untuk merumuskan percepatan pembangunan Sipirok, mulai dari penguatan tata ruang hingga pengembangan pusat-pusat ekonomi baru.

Tujuan utama lokakarya ini adalah menghimpun pemikiran strategis dari berbagai bidang agar pengembangan Kota Sipirok lebih terarah.

“Kami ingin memberikan masukan konkret kepada Pemkab Tapsel, terutama terkait penyempurnaan RTRW dan percepatan penyusunan RDTR Kota Sipirok,” ujar Ayub.

Lebih jauh, lokakarya juga menargetkan lahirnya dorongan untuk memunculkan pusat niaga baru, memperluas destinasi wisata, serta mempercepat penyediaan hunian layak bagi seluruh masyarakat demi mendorong peningkatan kesejahteraan warga Sipirok.

Tiga sektor prioritas akan menjadi fokus utama pembahasan: pengembangan pariwisata, pertanian, serta perkembangan perkotaan yang mencakup pemukiman, pusat niaga, hingga infrastruktur pendukung.

Untuk memperkuat bobot kajian, sejumlah tokoh nasional dan pakar lintas disiplin dihadirkan sebagai pembicara diantaranya Bupati Tapanuli Selatan H. Gus Irawan Pasaribu, SE, Ak, MM, CA, sebagai keynote speaker, Prof. Dr. Ir. Hermanto Siregar M.Ec selaku Guru Besar IPB sekaligus Rektor Perbanas Institute, Dr. Ir. Eddy Irsan Siregar MM selaku ahli manajemen strategis dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, Chandra Indra Sakti Rambey yang merupakan Direktur PT Provalindo dan ahli dari REI Jakarta, Dr. Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho MT selaku pakar perencanaan wilayah dari Universitas Sumatera Utara, Asep Wardayanto selaku praktisi pengembangan perumahan, serta Ayub S. Pulungan selaku penggiat pengembangan kopi Sipirok.

Yang membuat kegiatan ini menarik dan menjadi catatan khusus adalah bahwa sebagian besar pembicara merupakan putra daerah atau memiliki ikatan historis dengan Sipirok.

Kepedulian dan pengalaman profesional mereka diharapkan memberi warna serta kedalaman tersendiri dalam merumuskan masa depan kota kecil yang menyimpan potensi besar tersebut.

Yayasan Tabagsel Institute berharap lokakarya ini mampu melahirkan rekomendasi strategis yang dapat menjadi pedoman Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan untuk mempercepat pembangunan Sipirok menuju kota modern, berdaya saing, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Lebih dari itu, kegiatan ini diharapkan menjadi momentum kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat, sebuah langkah bersama untuk menjadikan Sipirok sebagai pusat pertumbuhan baru di Tapanuli Selatan. [Anwar]

Bagaimana Menurut Anda