Mengkaji Potensi Naskah Kuno di Sumatera Selatan

194

PALEMBANG, BERITAANDA – Dengan tema ‘menggali potensi naskah kuno Sumatera Selatan dalam rangka penguatan jati diri bangsa’, sosialisasi naskah kuno Komering-Sumsel digelar di ruang Mahameru Lantai II Hotel Swarna Dwipa Palembang, Jumat (30/10/2020).

Muhammad Daud Bengkulah peraih Fasilitasi Kebudayaan Tahap II 2020 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengatakan, acara ini diselenggarakan di era dimana minat pemuda yang kurang tertarik pada dunia sastra. Karena itulah diselenggarakan acara ini untuk menarik kembali minat para pemuda.

“Ini merupakan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dengan ini memfasilitasi di bidang kebudayaan tahap kedua yang mengkaji potensi yang tersirat dalam naskah kuno Ogan Komering Ilir tentang keberadaban para leluhur di masa lalu,” katanya.

Masih kata Daud, pemilihan naskah kuno Ogan Komering Ilir sebagai bahan pembahasan dirinya, bahwa ia memiliki data-datanya, juga telah digitalisasi dan tinggal diterjemahkan.

“Dari keseluruhan yang telah ditemukan dan digitalisasi berjumlah 1.090 naskah dari berbagai bentuk rupa dari naskah yang ditulis di atas kulit kayu bilah bambu, dan yang terbanyak naskah yang ditemui ditulis di kertas Eropa. Yang hingga saat ini belum keseluruhan diterjemahkan, karena penggunaan bahasa Melayu kuno, serta kondisi fisik dari naskah tersebut sedikit rusak, menjadi kendala dalam penerjemahannya,” jelas dia.

Lanjutnya, banyak sekali dari naskah tersebut yang bisa dipelajari, salah satunya tentang keagamaan. Contohnya yang disebutkan oleh pembicara tentang Isra Mi’raj karya Alfa Imbani yang merupakan ulama besar Palembang abad ke-18, yang hanya ditemui di manuskrip naskah kuno Ogan Komering Ilir dan belum ditemukan di tempat lain.

“Tentu harapan kami, generasi milenial lebih dekat dengan berbau kuno. Dan tentu program pemerintah ini tepat sasaran ke generasi milenial, seperti harapan Presiden bahwa masyarakat Indonesia ini tidak lupa dengan jati dirinya,” harap dia.

Sementara itu, Ahmad Rapanie Igama penerima Anugerah Kebudayaan Kategori Pelestari 2016 yang menekuni naskah-naskah Ulu dengan aksara kaganga di Sumatra Selatan mengatakan, bahwa pengkajian naskah kuno sangatlah penting sebagai peninggalan sejarah dalam kemajuan suatu negara dan penguatan identitas jati diri sebuah bangsa.

“Naskah-naskah kuno ini memiliki pemikiran masa lalu masyarakat Sumatera Selatan, dengan menggali nilai-nilai budaya yang ada di dalam naskah tersebut, guna memperkuat jati diri bangsa,” katanya.

Dr. Nyimas Umi Kalsum, MA selaku dosen UIN Raden Fatah Palembang yang merupakan keynote speaker dalam sosialisasi tersebut menjelaskan, salah satu syair naskah kuno yang cukup terkenal salah satunya perang Menteng yang terjadi dari abad ke-18 hingga abad ke-19.(Ana)

Bagaimana Menurut Anda