BANDAR LAMPUNG, BERITAANDA – Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 32 Lampung Selatan (Lamsel) siap memulai operasional. Sebanyak 75 siswa dari 15 kabupaten/kota di Provinsi Lampung menjalani pemeriksaan kesehatan di Aula Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Lampung, Senin (14/7/2025).
Pemeriksaan ini merupakan bagian dari rangkaian Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) menjelang pembukaan resmi sekolah pada akhir Juli.
Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela yang hadir langsung dalam kegiatan ini menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan sebelum siswa tinggal di asrama.
“Anak-anak kita akan diasramakan. Jika ada yang memiliki gangguan kesehatan, terutama penyakit menular, perlu segera ditangani agar tidak mengganggu proses belajar dan tidak menular ke siswa lain,” ujar Wagub.
Ia juga meminta tim medis melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan mencatat hasilnya untuk ditindaklanjuti. Kepada orang tua, Wagub mengimbau agar memberi pemahaman kepada anak-anak mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan kesiapan hidup di asrama.
Selain itu, guru dan tenaga kependidikan juga diingatkan agar siap menghadapi tantangan sistem pendidikan berasrama yang membutuhkan pendampingan siswa selama 24 jam.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung, Aswarodi menyampaikan, bahwa SRMA 32 Lampung Selatan merupakan bagian dari program 100 sekolah rakyat yang tersebar di seluruh Indonesia. SRMA ini masuk dalam tahap 1B dan akan mulai beroperasi setelah proses renovasi rampung pada akhir Juli.
“Siswa direkrut berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSN) pada desil 1 dan 2, melalui proses home visit dan pleno pada 19 Juni lalu. Penetapan peserta dilakukan melalui SK Gubernur Lampung,” ujar Aswarodi.
Ia menambahkan, seluruh persiapan tenaga pendidik dan infrastruktur telah selesai. SRMA 32 akan didukung oleh 17 guru mata pelajaran, wali asuh, tenaga asrama, dan staf pendukung lainnya.
Sementara itu, Kepala SRMA 32 Lampung Selatan, Asis Prasetyo menjelaskan, bahwa pemeriksaan kesehatan dilakukan melalui tujuh tahapan, mulai dari skrining umum, pengukuran fisik, pemeriksaan laboratorium, kesehatan gigi, hingga edukasi kesehatan. Setelah ini, siswa juga akan menjalani tes kebugaran, tes DNA talenta, asesmen kesiapan belajar, serta pemetaan minat dan bakat.
Salah satu siswa, Fadlan Aditya Ramadhan (15) asal Tulang Bawang Barat, mengaku senang bisa terpilih sebagai siswa SRMA.
“Saya siap masuk asrama dan menghadapi semuanya demi masa depan,” katanya.
Program SRMA ini sejalan dengan visi Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, ‘Bersama Lampung Maju Menuju Indonesia Emas’, serta mendukung misi penguatan sumber daya manusia yang unggul dan produktif.
Sekolah rakyat menjadi wujud nyata dari upaya menghadirkan pendidikan inklusif berbasis keadilan sosial, serta menjawab salah satu dari 18 sasaran strategis pembangunan daerah, yakni mencetak generasi yang cerdas, berakhlak, dan berbudaya.
Dengan hadirnya SRMA, anak-anak dari keluarga prasejahtera kini memiliki akses terhadap pendidikan berkualitas dalam sistem berasrama yang terstruktur, sekaligus membuka peluang mobilitas sosial dan pembangunan karakter generasi muda di Lampung. (Katharina)































