Batu Jomba Longsor Lagi, Bupati Tapsel: Satu Nyawa Saja Sangat Berarti

385
Bupati Tapsel, Gus Irawan Pasaribu (jaket biru) ketika meninjau langsung lokasi longsor di ruas jalan nasional Batu Jomba.

TAPANULI SELATAN, BERITAANDA – Insiden longsor kembali terjadi di kawasan rawan Jalan Nasional Batu Jomba, tepatnya di Dusun Pengkolan, Desa Luat Lombang, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Rabu (24/9/2025).

Jalan amblas sepanjang kurang lebih 20 meter ini bukan hanya memutus akses, tetapi juga kembali menegaskan betapa krusialnya kondisi infrastruktur jalan nasional di wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) yang selama ini dinilai kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Tapsel H. Gus Irawan Pasaribu langsung turun ke lokasi kejadian sesaat setelah tiba dari Jakarta.

Dalam keterangannya kepada media, ia menegaskan kondisi ini harus menjadi alarm bagi seluruh pemangku kebijakan, mengingat jalan tersebut merupakan satu-satunya akses utama penghubung wilayah Tabagsel dengan Kota Medan dan sekitarnya.

“Saya baru saja mendarat dari Jakarta dan langsung ke sini. Ini bukan hanya soal jalan rusak, ini soal konektivitas utama yang sangat strategis. Jika akses ini terputus total, dampaknya luar biasa, bukan hanya dari segi ekonomi, tapi juga keselamatan warga. Satu nyawa saja sangat berarti bagi kami,” tegas Gus Irawan.

Gus Irawan juga mengungkapkan bahwa sehari sebelum kejadian, ia telah berkomunikasi langsung dengan Pimpinan Komisi V DPR RI dari Fraksi Gerindra, Andi Iwan D Aras, yang membidangi infrastruktur.

Dalam pertemuan itu, ia meminta dukungan untuk mendorong Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar meningkatkan perhatian terhadap jalan-jalan nasional di Tapsel dan Tabagsel secara umum.

Menurut Bupati, jika dibandingkan dengan kondisi jalan nasional di Tapanuli Utara dan beberapa kabupaten tetangga, kondisi jalan di Tapsel tergolong sangat buruk. Bahkan, sebagian pengamat lokal menyebut kawasan Tabagsel seperti ‘anak tiri’ dalam pembangunan infrastruktur nasional.

“Beberapa pengamat menyebut Tabagsel seolah dianaktirikan. Dan ironisnya, hanya satu jam setelah saya berbicara dengan DPR, longsor ini terjadi lagi. Ini bukan kebetulan semata, ini bukti nyata lemahnya mitigasi dan perawatan,” ujarnya.

Bupati Gus Irawan juga mengakui bahwa Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumut telah mulai bekerja di kawasan Batu Jomba sejak Agustus 2025. Namun, menurutnya, pekerjaan yang dilakukan belum sepenuhnya menyentuh aspek mitigasi risiko, terutama dalam menghadapi musim penghujan yang sudah bisa diprediksi sejak awal.

“Saya minta agar kejadian ini segera ditangani secara menyeluruh. Jangan sampai akses benar-benar putus. Kalau itu terjadi, kendaraan dari Padangsidimpuan atau Mandailing Natal ke Medan harus memutar lewat Labuhan Batu, jarak bertambah lebih dari 100 km, dan waktu tempuh melonjak hingga 2 jam. Dari sisi logistik dan ekonomi, ini sangat membebani,” jelasnya.

Gus Irawan juga menyoroti masuknya kendaraan berat (roda 6 ke atas) ke jalur Batu Jomba yang seharusnya dibatasi. Tanpa regulasi ketat dan kontrol lapangan, kerusakan akan terus berulang dan risiko longsor semakin tinggi.

Dalam pernyataannya, Bupati Gus juga mengkritisi arah pembangunan nasional yang dinilainya kurang merata. Ia menyoroti bahwa hingga saat ini, jalan tol tidak sampai ke Tapsel, melainkan hanya melintasi Labuhan Batu dan berbelok ke arah Riau. Begitu pula dengan kereta api yang hanya sampai ke Kota Pinang, Labuhan Batu Selatan, tanpa menyentuh wilayah Tapsel maupun Padang Lawas Utara.

“Satu-satunya konektivitas utama kita ya jalan nasional Tarutung–Sipirok ini. Kalau ini tidak dirawat, jangan salahkan kalau Tabagsel makin terisolasi,” tegasnya.

Gus Irawan juga mengingatkan bahwa kawasan Batu Jomba dan Aek Latong bukan hanya terkenal karena rawannya longsor, tetapi juga memiliki sejarah kelam. Ia menyinggung tragedi tahun 2011, ketika Bus ALS terguling di kawasan tersebut dan menewaskan 19 orang.

“Bukan hanya soal kerugian ekonomi, tapi nyawa manusia. Satu saja sangat berarti. Kita tidak bisa terus membiarkan ini seperti rutinitas tahunan,” ujarnya dengan nada prihatin.

Meski demikian, Gus Irawan menyatakan optimismenya terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Ia memuji berbagai langkah progresif yang telah diambil, termasuk pemberantasan mafia migas dan tambang serta penertiban aset negara seperti hutan sawit ilegal.

“Saya dulu Ketua Komisi VII DPR RI yang membidangi migas dan tambang. Saya tahu betapa masifnya kebocoran negara. Tapi sekarang, dengan pemerintahan baru, kita sudah lihat ada gebrakan. Satgas tambang jalan, sawit ilegal dibereskan. Ini memberi kita harapan,” terangnya.

Ia meyakini bahwa penyelamatan aset-aset negara akan menambah pemasukan APBN secara signifikan. Dengan bertambahnya ruang fiskal, ia berharap proyek-proyek infrastruktur vital di daerah tertinggal seperti Tapsel bisa masuk dalam prioritas nasional 2026–2027.

“Saya percaya, dengan niat baik dan langkah konkret seperti yang sudah dilakukan di sektor tambang dan hutan, masalah jalan nasional Batu Jomba ini pun bisa diselesaikan secara permanen,” katanya optimistis.

Bupati menutup kunjungan lapangannya dengan harapan besar agar Tapsel tidak terus-menerus terpinggirkan dari arus pembangunan nasional. Ia menyoroti fakta sederhana namun menyakitkan: bahkan jalan masuk ke ibu kota Tapsel di Sipirok pun masih rusak parah.

“Begitu kita masuk ke Sipirok, jalannya sudah keriting. Menuju Padangsidimpuan juga begitu. Ini wajah kabupaten, wajah Tabagsel. Harus ada perhatian lebih dari pusat,” tandasnya.

Diketahui, jalan nasional Batu Jomba–Aek Latong telah lama menjadi titik rawan kecelakaan dan longsor. Kondisi geografis ekstrem, curah hujan tinggi, serta minimnya mitigasi struktural menjadikannya salah satu jalur paling berbahaya di Sumatera Utara. Harapan besar kini tertumpu pada keseriusan pemerintah pusat dan keberpihakan anggaran dalam APBN 2026 dan 2027. [Anwar]

Bagaimana Menurut Anda