PALEMBANG, BERITAANDA – Pandemi Covid-19 selain membuat roda ekonomi melambat, juga membuat sebagian masyarakat kreatif membuat usaha agar bisa mendatangkan pundi rupiah.
Berawal dari uji coba dan suka makan keripik singkong, membuat Sulastri mencoba peruntungan membuat keripik. Membuat keripik singkong ternyata tidak mudah. Berulang kali mencoba membuat keripik akhirnya baru berhasil dan sesuai harapan.
“Beberapa kali mencoba gagal, mulai dari tidak garing, tidak renyah, dan juga terlalu keras. Akhirnya kini pas cara membuatnya renyah dan krispi,” ujar Tarwiyah, pemilik usaha tersebut, Jumat (7/8/2020).
Keripik singkong yang dibuatnya fresh baru dipanen, agar hasilnya bagus dan dibuat masih skala rumahan. Sebab, jika singkong yang dibuat keripik sudah terendap, maka hasilnya tidak bagus karena hitam dan juga berpengaruh pada kualitas dan rasanya. Oleh sebab itu, keripik singkong yang dibuat secara berkala dua hari sekali agar hasilnya selalu fresh.
Sekali produksi, keripik singkong yang dibuat ini empat hingga lima kilo dengan varian rasa pedas dan pedas manis. Hanya saja rasa pedas lebih diminati konsumen.
Keripik singkong ini kemudian dikemas dalam plastik kecil berukuran 200 gram yang dibandrol Rp10 ribu. Ada juga kemasan kecil dibandrol Rp1.000 per bungkus. Harga jual ini bisa lebih murah jika menjadi reseller.
Selain membuat keripik singkong, Sulas juga membuat untir-untir sebagai pelengkap varian snack yang dibuatnya. Untir-untir ini bisa dinikmati sebagai camilan saat bersantai dengan cita rasa gurih dan renyah. Harga jualnya juga sama Rp10 ribu untuk ukuran 200 gram dan juga tersedia dalam kemasan kecil.
“Alhamdulilah, sekarang peminatnya sudah banyak sehingga bisa membantu perekonomian keluarga,” ujarnya.
Keripik singkong dan untir-untir wuenak ini dijual secara online dan juga offline yang dititip ke warung. Informasi dan pemesanan bisa menghubungi 085369933655. (Febri)































