LAMPUNG TENGAH, BERITAANDA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong penguatan ekonomi daerah dengan mengintegrasikan sektor jasa keuangan ke dalam potensi unggulan lokal. Di Provinsi Lampung, salah satu fokusnya adalah subsektor peternakan sapi yang dinilai strategis untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan pengendalian inflasi.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam kunjungan kerja ke PT Great Giant Livestock (GGL) di Lampung Tengah, menegaskan komitmen OJK memperkuat ekosistem peternakan sapi melalui dukungan perbankan, asuransi, serta pendampingan teknis.
“Melalui dukungan pembiayaan, penyediaan asuransi peternakan, dan pendampingan teknis, kami optimistis Lampung dapat semakin kokoh menjadi sentra peternakan sapi nasional yang berdaya saing, berkelanjutan, serta memberikan dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat,” ujar Mahendra.
Berdasarkan data OJK, penyaluran kredit subsektor peternakan sapi secara nasional terus menunjukkan tren positif. Pada 2020 tercatat Rp7,9 triliun, naik menjadi Rp10,2 triliun pada 2024, dan per Juni 2025 sudah mencapai Rp5,6 triliun.
Kunjungan kerja tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung Lili Mawarti, Kepala OJK Provinsi Sumsel Arifin Susanto, Kepala OJK Provinsi Lampung Otto Fitriandy, perwakilan Bank Lampung, Bank Mandiri, BRI, BNI, BSI, Jasindo Lampung, serta mitra peternak binaan PT GGL.
Lili Mawarti menegaskan, Lampung merupakan salah satu lumbung ternak nasional dengan populasi sapi potong mencapai 820.246 ekor atau 6,98 persen dari total populasi nasional.
Ia juga mengapresiasi peran OJK dan perbankan dalam mendukung pembiayaan produktif, khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang realisasinya untuk sektor peternakan telah mencapai Rp1,13 triliun per Agustus 2025.
Sementara itu, Direktur Corporate Affairs PT Great Giant Food (GGL) Welly Soegiono menyampaikan, bahwa perusahaan konsisten mengembangkan ekosistem peternakan sapi di Lampung melalui pendekatan community development.
Dalam dialog interaktif, para mitra peternak mengusulkan perlunya skema pembiayaan yang sesuai untuk peternak pemula maupun skala besar. Diskusi juga menyoroti pentingnya pengelompokan usaha berdasarkan ukuran dan risiko, pemisahan skema kredit bagi peternak penggemukan dan pembibitan, serta dukungan offtaker, avalis, dan pendampingan teknis guna meminimalisasi risiko gagal bayar.
Sinergi antara OJK, pemerintah daerah, dunia usaha, dan industri perbankan diharapkan mampu menjadikan subsektor peternakan sapi sebagai motor penggerak ekonomi Lampung, sekaligus membuka lapangan kerja baru, memperkuat daya saing, dan mendukung kemandirian pangan nasional. (Katharina)





























