BANDAR LAMPUNG, BERITAANDA – Polda Lampung menjelaskan foto yang beredar terkait lima polisi yang memegang poster aksi demo sebagai bagian antisipasi kerumunan dan kelancaran kunjungan Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) ke Lampung.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan foto tersebut untuk laporan kelima anggota Polri kepada pimpinannya. Namun yang beredar polisi seolah-olah ikut aksi demo.
Mereka mengamankan aksi demo itu dari kelompok Aksi Rakyat Lampung secara persuasif di Brenung, Kabupaten Pesawaran, Kamis (2/9), saat Presiden Jokowi melintas hendak meresmikan Bendungan Way Sekampung di Kabupaten Pringsewu.
Aksi yang dipimpin Ustadz Royan rencananya akan membentangkan 100 poster tentang kekhawatiran membengkaknya hutang hingga keadilan penegakan hukum antara koruptor dan ulama.
Aksi yang meminta Jokowi membebaskan Habieb Rizieq Shihab (HRS), usut tuntas Tragedi Km 50, hingga TKA China di Natar, 14 emak-emak dipimpin oleh Ketua Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Lampung Utara, Bunda Meri.
“Polri bertanggung jawab terhadap perlintasan yang akan dilalui Bapak Jokowi dalam ring 2 dan 3,” kata Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad
Adanya foto pembentangan poster tersebut, lanjut Pandra, hal itu merupakan langkah Polri dalam pengamanan dengan upaya kemampuan prediktif, responsibilitas, dan transparasi berkeadilan.
Dalam masa pandemi Covid-19, tentunya tidak boleh ada warga yang berkerumunan dengan tujuan agar tidak terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
“Dengan langkah itu, sehingga ada warga yang membentangkan poster, kita lakukan pendekatan dan pengertian agar tidak berkerumunan di masa pandemi ini,” terangnya.
Pandra menambahkan, saat anggota melakukan pendekatan secara persuasif, sejumlah warga terlihat menyambut dengan baik. Sehingga anggota bersama pemimpin aksi melakukan pemotretan bersama poster untuk disampaikan dalam laporan kepada pimpinan.
“Saat pemotretan oleh anggota untuk laporan kepada pimpinan, Ustadz Royan juga sempat minta difoto dan diambilkan oleh stafnya, dengan tujuan baik sebenarnya. Namun, tidak lama justru muncul dan beredar seolah-olah polisi yang melakukan aksi demo,” pungkasnya. [Katrine]





























