TAPANULI SELATAN, BERITAANDA – Perhimpunan Purnabhakti Aparatur Sipil Negara (PPASN) Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) memperingati Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam di aula kantor lama Bupati Tapsel yang kini menjadi kantor Rektorat Universitas Graha Nusantara (UGN) Padangsidimpuan, Rabu (24/9/2025).
Selain memperkuat ukhuwah Islamiyah dan refleksi spiritual bagi para purnabakti ASN Tapsel, kegiatan ini juga menjadi forum penyampaian pemikiran terhadap arah kebijakan dan pembangunan daerah ke depan.
Ketua PPASN Tapsel, Marasaud Harahap, menyampaikan bahwa peringatan Maulid Nabi merupakan momentum strategis untuk merevitalisasi nilai-nilai keteladanan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks birokrasi dan pelayanan publik.
“Kita jadikan momen ini untuk memperkuat integritas dan keikhlasan dalam bekerja. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam telah memberikan contoh akhlak mulia, kepemimpinan yang adil, dan semangat pengabdian tanpa pamrih. Semua itu sangat relevan bagi para ASN, baik yang masih aktif maupun yang telah purnabakti,” ujarnya.
Marasaud juga menyinggung persoalan mendasar yang kini menjadi perhatian serius, yakni kondisi fiskal daerah yang semakin menyempit akibat Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terbatas serta berkurangnya alokasi transfer dari pemerintah pusat secara signifikan.
Hal ini sebagaimana diputuskan pada rapat paripurna DPR RI tanggal 23 September lalu, yakni di APBN 2026 untuk Tapsel berkurang lebih dari Rp200 miliar dan Kota Padangsidimpuan sekitar Rp100 miliar. Di sisi lain, belanja pegawai baik PNS maupun PPPK terus bertambah.
“Kondisi ini harus segera direspons. Pimpinan daerah perlu mengambil langkah konkret dan strategis agar pelayanan masyarakat jangan sampai berhenti,” katanya.
Salah satu solusi yang diusulkan Marasaud adalah efisiensi struktural melalui penggabungan atau regrouping sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang memiliki fungsi serupa atau tumpang tindih.
Contohnya, Dinas Ketahanan Pangan digabung dengan Dinas Pertanian. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) digabung dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Dinas Perdagangan dan Koperasi digabung dengan Dinas Perindustrian, serta beberapa OPD lainnya yang memiliki irisan fungsi serupa.
“Ini bukan sekadar wacana, tapi langkah logis demi merampingkan struktur, menekan belanja operasional pegawai, dan mengoptimalkan layanan publik,” tegas Marasaud.
Mantan Asisten 3 Pemkab Tapsel itu menambahkan, efisiensi birokrasi bukan berarti mengurangi hak masyarakat atas pelayanan, melainkan justru menyusun ulang sumber daya agar lebih efektif dan tepat sasaran.
“Efisiensi adalah keniscayaan. Yang penting bukan besar kecilnya struktur, tapi bagaimana mengelola sumber daya yang ada secara bijak, efisien, dan terukur,” tambahnya.
Ia juga menegaskan, meski para anggota PPASN telah memasuki masa purnabakti, namun tetap merasa memiliki tanggung jawab moral untuk turut berkontribusi dalam pembangunan daerah.
“Kami di PPASN Tapsel tetap merasa memiliki daerah ini. Kami ingin ikut berkontribusi, meskipun hanya lewat ide dan kritik membangun. Karena daerah ini adalah tempat kami mengabdi selama puluhan tahun,” ujarnya dengan penuh semangat.
Senada disampaikan Ketua Pembina PPASN Tapsel, H. Syahrul M. Pasaribu, yang juga Bupati Tapsel periode 2010–2015 dan 2016–2021. Syahrul menyoroti tantangan berat yang dihadapi pemerintah daerah terkait semakin menurunnya kemampuan fiskal.
“Dengan kondisi keuangan seperti itu, bisa menjalankan program tanpa defisit anggaran saja sudah cukup bagus. Jangan banyak berharap pembangunan bisa melompat tinggi tanpa kemampuan fiskal yang memadai. Karena itu semua stakeholders harus bersama-sama memikirkan kondisi faktual tersebut,” ungkapnya.
Ia mendorong agar pimpinan daerah lebih cermat dalam mengambil langkah efisiensi dan penguatan struktur pemerintahan. Menurutnya, dalam dunia birokrasi ada istilah ‘Miskin Struktur Kaya Fungsi’. Karenanya, perampingan OPD serta optimalisasi pelayanan publik merupakan langkah rasional yang patut dipertimbangkan untuk diterapkan.
Peringatan Maulid Nabi ini ditutup dengan tausiyah yang disampaikan Ustadz Arpan Marwazi Gultom. Ia mengajak seluruh jamaah untuk meneladani sifat-sifat utama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang dikenal dengan singkatan “STAF”, yakni Shiddiq (jujur), Tabligh (menyampaikan kebenaran), Amanah (dapat dipercaya), dan Fathanah (cerdas).
“Mari kita amalkan sifat Nabi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai umat Islam, kita wajib menjadikan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai panutan dalam segala aspek, termasuk dalam bekerja dan melayani masyarakat,” terang Ustadz Marwazi, yang baru terpilih sebagai Rais Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Tapanuli Selatan. [Anwar]






























