PALEMBANG, BERITAANDA – Sistem parkir di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang hingga kini masih menerapkan skema hybrid, yakni disiapkan satu pintu yang bisa digunakan untuk parkir tunai maupun non tunai.
Keputusan ini diambil karena masih banyak pengguna jasa bandara yang belum memiliki kartu uang elektronik, sehingga dikhawatirkan kesulitan untuk masuk maupun keluar area parkir apabila pembayaran sepenuhnya dialihkan ke sistem non tunai. Karena pengguna jasa parkir bandara, terutama yang berasal dari daerah atau kabupaten, mayoritas belum memiliki kartu uang elektronik dan masih memilih membayar tunai.
Kepala Sentral Komunikasi Lanud Sri Mulyono Herlambang Palembang, Andi Rishas Permana Djalil mengatakan, bahwa sosialisasi terus dilakukan secara masif kepada masyarakat untuk menginformasikan bahwa Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang kini telah menerapkan parkir non tunai.
Bandara juga menggandeng asosiasi jasa perjalanan untuk menginformasikan pada bus atau kendaraan travel agar mengetahui aturan baru ini sehingga sosialisasi makin menyeluruh.
Dia menyebut memang harus sedikit bersabar, namun Insha Allah ke depan warga Sumsel sudah bisa bermigrasi ke full cashless.
Pembayaran non tunai ini bisa digunakan menggunakan kartu uang elektronik dari empat perbankan saja, yakni e-Money dari Bank Mandiri, Brizzi dari BRI, BSB Cash dari Bank Sumsel Babel (BSB), dan Flazz dari BCA.
Tidak bisa melayani pembayaran non tunai dari kartu bank lainnya atau dompet digital, karena sistem parkirnya memang hanya mendukung pembayaran menggunakan empat kartu uang elektronik tersebut. Empat bank inilah yang lebih dahulu terintegrasi dengan sistem parkir bandara.
“Rencana ke depan kita akan menambah slot satu lagi untuk Bank BNI, namun perlu waktu minimal 4 hingga 6 bulan karena sistem parkir kita harus mengubah sistem prosesor dengan menambah chip dan reader,” kata Andi, Selasa (2/12/2025).
Andi juga menjelaskan cara penggunaan kartu uang elektronik, yakni saat masuk cukup tap atau tempelkan kartu sekitar lima detik.
Tunggu sampai ada respons dari mesin pembaca, sebab banyak kejadian di lapangan pengguna jasa bandara tidak sabar, baru ditempel satu detik sudah diangkat sehingga gagal dan menyebabkan antrean semakin panjang di belakangnya. Sehingga kartu belum terbaca dan harus diulang berulang kali.
Selain itu pastikan pula saldo kartu uang elektronik cukup agar tidak ada kendala saat melakukan pembayaran. Jika semua langkah itu sudah dilakukan maka palang parkir bandara akan langsung terbuka dan kendaraan bisa masuk.
Begitu juga saat akan keluar nantinya, tinggal tempelkan saja kartu uang elektronik. Sistem akan memotong saldo kartu sesuai jenis kendaraan yang digunakan serta lamanya durasi parkir.
Sebab, berbeda jenis kendaraan maka berbeda pula tarif parkirnya, dan tarif parkir juga berlaku progresif atau kelipatan jam.
Sementara itu, untuk mengatasi kemacetan jika ada rombongan pengantar jamaah umrah yang mengakibatkan kepadatan kendaraan di area pintu masuk atau keluar bandara, maka diberlakukan sistem contraflow atau melawan arus demi memperlancar pergerakan kendaraan.
Sistem contraflow ini diterapkan untuk mengurai kemacetan baik di pintu masuk maupun pintu keluar area parkir bandara. Penerapannya bersifat situasional, sesuai kondisi di lapangan.
Sebagai contoh, ketika terjadi antrean panjang di pintu masuk, maka sebagian kendaraan akan dialihkan masuk melalui pintu keluar agar laju kendaraan lebih lancar.
Sebaliknya, jika antrean panjang terjadi di pintu keluar hingga mengular sampai ke depan kantor BPBD Sumsel, maka sebagian pengguna jasa bandara akan dialihkan keluar melalui pintu masuk.
“Jadi nanti sistem parkirnya dibayar manual, dicatat oleh petugas. Yang penting arus keluar masuk bandara lancar dulu, dan sistem ini efektif kita terapkan tiga pekan ini,” kata Andi.
Kondisi seperti ini biasanya terjadi ketika ada penerbangan umrah, karena banyak keluarga calon jamaah yang datang mengantar sehingga volume kendaraan meningkat signifikan.
Andi mengingatkan agar pengguna jasa bandara menyiapkan kartu uang elektronik agar parkir lancar dan mudah, sebab jika menggunakan kartu uang elektronik, proses parkir hanya butuh 7 detik saja. Namun jika pembayaran dilakukan tunai, maka waktu yang dibutuhkan dua kali lebih lama, yakni sekitar 14 detik.
“Jika semua pengguna jasa bandara punya kartu uang elektronik maka parkir mudah dan cepat, karena tinggal tempel saja, beres, dan tidak akan antre lama. Karena sistemnya sama seperti di pintu tol,” tutup Andi. (Febri)































