PALEMBANG, BERITAANDA – Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat nilai ekspor Provinsi Sumatera Selatan September sebesar US$ 286,80 juta atau turun 8,67 persen dibandingkan dengan ekspor Agustus sebesar US$ 314,02 juta.
Kepala BPS Sumsel, Endang Triwahyuningsih mengatakan, ekspor September 2020 sebagian besar ditujukan ke negara Tiongkok sebesar US$ 116,05 juta atau 40,46 persen, Malaysia sebesar US$ 24,74 juta (8,63 persen) dan Korea Selatan sebesar US$ 22,56 juta (7,87 persen).
Lima komoditas utama ekspor dari Provinsi Sumatera Selatan yang terbesar pada bulan September masih sama yakni bubur kayu senilai US$ 103,63 juta (36,13 persen), karet senilai US$ 97,07 juta (33,85 persen), batubara senilai US$ 32,93 juta (14,48 persen), kertas tisu US$ 8,99 juta (3,13 persen) dan pupuk urea US$ 7,04 (2,45 persen).
“Secara akumulatif ekspor Sumatera Selatan periode Januari-September 2020 sebesar US$ 2.577,02 juta, turun 15,35 persen dibanding nilai ekspor periode Januari-September 2019 sebesar US$ 3.044,37 juta,” ujar Endang ketika menyampaikan release data bulanan BPS via daring, Kamis (15/10/2020).
Berbanding terbalik dengan ekspor yang anjlok, nilai impor Sumsel September justru naik dratis hingga 24,36 persen atau sebesar US$ 90,05 juta dibandingkan impor Agustus sebesar US$ 72,41 juta.
Endang menjelaskan sebagian impor September berasal dari negara Tiongkok sebesar US$ 68,60 juta (76,18 persen), Kanada US$ 4,66 juta (5,18 persen) dan Malaysia sebesar US$ 3,01 juta (3,35 persen).
Secara akumulatif impor Provinsi Sumatera Selatan periode Januari-September 2020 juga naik sebesar US$ 536,97 juta, naik sebesar 45,31 persen dibanding nilai impor periode Januari-September 2019 sebesar US$ 369,53 juta.
Jenis barang yang diimpor dengan nilai terbesar pada September 2020 adalah mesin-mesin atau pesawat mekanik sebesar US$ 61,24 juta (68,01 persen), bubur kayu sebesar US$ 6,07 (6,74 persen), serta pupuk US$ 4,79 juta (5,32 persen). (Febri)































