Bupati Soekirman Berusaha Tekan Angka Stunting di Sergai

200

SERGAI-SUMUT, BERITAANDA – Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) selenggarakan seminar dan workshop gizi buruk dan stunting pada balita, bertempat di aula Sultan Serdang Komplek Kantor Bupati di Sei Rampah, Kamis (23/1/2020).

Bupati Sergai Ir. H. Soekirman menyebutkan bahwa kesehatan merupakan sebuah kebutuhan yang sangat mendasar bagi setiap orang, namun kesehatan seringkali menjadi dampak dari berbagai permasalahan yang dialami individu dan lingkungan sekitarnya. Padahal kesehatan merupakan modal awal bagi perkembangan potensi individu dalam hidup

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2018, prevalensi stunting di Indonesia berada di angka 30,8 persen. Angka ini menurun dari 37,2 persen pada riskesdas tahun 2013.

“Menurut riskesdas tahun 2018 di Sumut ditemukan 32,4 persen balita stunting, dan untuk Kabupaten Tanah Bertuah Negeri Beradat ditemukan ada 30 persen,” jelas dia.

Menurut data laporan bulanan gizi, lanjut bupati, sampai bulan November 2019, dari 20 Puskesmas yang ada di Sergai ditemukan balita dengan kasus 2T sebanyak 349 balita, balita gizi buruk sejumlah 65 balita, gizi kurang 231 balita, stunting 79 balita dan bawah garis merah (BGM) sebanyak 154 balita. Untuk target stunting 2019 di Sergai sebesar 27,8 persen, sedangkan pencapaian sampai dengan November 2019 adalah 2,02 persen.

“Masalah ini menjadi perhatian khusus bagi Presiden Joko Widodo yang diungkapkan pada rekernas tahun 2017 lalu. Saat itu, Presiden Jokowi mengatakan bahwa tidak boleh ada lagi gizi buruk dan stunting yang terjadi di Indonesia. Masalah gizi merupakan hal yang sangat kompleks dan penting untuk segera diatasi, terutama karena Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai permasalahan gizi paling lengkap,” kata dia.

“Masalah balita stunting yang ada di Sergai tidak dapat diselesaikan oleh bidang saja, namun memerlukan intervensi terpadu mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif, maka perlu adanya dukungan dan kontribusi lintas sektor, profesi, dan semua mitra pembangunan yang ada di Sergai,” tambah dia.

Percepatan perbaikan gizi di Sergai merupakan upaya bersama antara pemerintah daerah dan masyarakat melalui penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi dengan prioritas seribu hari pertama kehidupan (1.000 HPK). Melalui penetapan strategi simanja (sistem informasi manajemen noktifikasi kinerja) bikin gemas (gerakan empati masyarakat sakit) dengan pendekatan keluarga (PIS-PK) dan sikarbu lihat (sistem informasi kartu ibu bersalin sehat).

“Kegiatan ini merupakan momentum penting dalam menggalang kepedulian dan meningkatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bersama mengatasi permasalahan balita gizi buruk dan stunting yang ada di Sergai,” jelas bupati.

Hal ini dapat dilakukan melalui sinkronisasi program dan kegiatan yang ada di tingkat kabupaten, kecamatan, desa dan masyarakat menuju Kabupaten Sergai yang unggul, inovatif dan berkelanjutan dalam meningkatkan perbaikan gizi dan derajat kesehatan yang pelaksanaannya bertepatan dengan peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) yang ke-60 tahun 2020 melalui tema ‘gizi optimal untuk generasi milenial’.

Ketua panitia kegiatan drg. Tatik Iswandari, M.Kes mengatakan bahwa para peserta kegiatan ini berjumlah 165 orang yang berasal dari lintas sektor, lintas profesi dan organisasi masyarakat.

“Adapun tujuan diselenggarakan seminar ini adalah mewujudkan cita-cita Kabupaten Sergai untuk mewujudkan zero Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), stunting dan gizi buruk di Kabupaten Sergai melalui sinkronisasi program dan kegiatan yang ada di tingkat kabupaten, kecamatan, desa dan masyarakat menuju Sergai yang unggul, inovatif dan berkelanjutan,” pungkas drg. Tatik. (Dipa)

Bagaimana Menurut Anda