
TAPANULI SELATAN, BERITAANDA – PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, meluncurkan program bertajuk ‘Aksi Bikin Ecobrick dari Hati untuk Bumi’ di Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Program ini menargetkan pengumpulan dan pengolahan 10.000 botol plastik menjadi ecobrick. Selain itu, program ini juga bertujuan mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah secara berkelanjutan berbasis ekonomi sirkular.
General Manager Operations & Deputy Director Operations PT Agincourt Resources (PTAR), Rahmat Lubis, menyampaikan bahwa ‘Aksi Bikin Ecobrick dari Hati untuk Bumi’ merupakan inisiatif perusahaan dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini adalah ‘Beat Plastic Pollution’ atau ‘Atasi Polusi Plastik’. Inisiatif ini sejalan dengan prinsip keberlanjutan yang senantiasa dijunjung tinggi oleh PTAR.
“Aksi ini juga merupakan bagian dari tema besar kami, Living in Harmony, yang menekankan keseimbangan antara kinerja operasional, keberlanjutan lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat,” ujar Rahmat.
“Upaya ini sekaligus menjadi bentuk dukungan kami terhadap target nasional pengelolaan 50% sampah pada 2025 dan 100% pada 2029,” tambahnya usai peluncuran program, Rabu (2/7/2025).
Program ini melibatkan empat bank sampah binaan PTAR, yakni Gocap, Satahi, Naposo Hamubaon, dan Rap Hita Paias. Dalam waktu enam hingga delapan bulan ke depan, mereka akan menjalani pelatihan bersama Waste4Change dan Bank Sampah Yamantab untuk dapat memproduksi ecobrick secara mandiri.
Sebagai kelanjutan dari peluncuran program, PTAR menggelar workshop kreatif kelola lingkungan tentang pembuatan ecobrick pada 3 Juli 2025 di Sopo Daganak, Batang Toru.
Workshop ini diikuti oleh perwakilan sekolah Adiwiyata di Batang Toru, komunitas peduli lingkungan, serta empat bank sampah mitra binaan PTAR.
Rahmat menjelaskan bahwa sejak Tambang Emas Martabe mulai beroperasi pada 2011, perusahaan telah melaksanakan berbagai program pelestarian lingkungan. Program-program tersebut mencakup konservasi, reklamasi, hingga pengelolaan sampah domestik berbasis sirkular. Salah satunya adalah pembangunan fasilitas pemilahan sampah (waste sortation facility/WSF) di dalam area tambang.
Selama periode Juni 2024 hingga Mei 2025, dari total sampah yang masuk ke WSF, sekitar 71% dapat didaur ulang atau dijual kembali. WSF yang dikelola oleh vendor lokal ini juga mengolah limbah menjadi produk bernilai ekonomi seperti eco enzyme, maggot, furnitur, dan kompos.
“Sejak dua tahun lalu, kami juga telah melarang penggunaan botol plastik sekali pakai oleh karyawan dan kontraktor di lingkungan kerja. Sebagai gantinya, kami mewajibkan penggunaan botol isi ulang,” ungkap Rahmat.
Dalam rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, PTAR juga menebar 1.000 bibit ikan jurung di lubuk larangan Desa Garoga serta menanam 500 bibit pohon yang terdiri dari aren, durian, alpukat, matoa, jengkol, dan manggis.
Pemilihan Desa Garoga sebagai lokasi kegiatan tidak terlepas dari prestasinya sebagai juara 1 lomba desa ramah lingkungan yang diselenggarakan PTAR pada 2024. Desa ini dinilai berhasil menciptakan lingkungan bersih dan sehat melalui berbagai upaya, antara lain pendirian bank sampah, budidaya tanaman obat keluarga, dan konservasi perairan di Sungai Garoga.

Bupati Tapanuli Selatan, H. Gus Irawan Pasaribu, menyambut baik inisiatif PTAR dalam mengurangi sampah plastik melalui edukasi daur ulang yang melibatkan masyarakat.
Ia menegaskan pentingnya kolaborasi yang solid antara perusahaan, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
“Upaya pengurangan sampah plastik sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. Sementara penanaman pohon merupakan bentuk nyata dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Ini bukan hanya langkah untuk hari ini, tetapi investasi jangka panjang bagi masa depan anak cucu kita,” tandasnya. [Anwar]





























