



KAYUAGUNG-OKI, BERITAANDA – Menyikapi viralnya video Riski Ibrahim, bocah laki-laki berusia 6 tahun yang sedang terbaring lemah dengan kondisi sakit di salah satu rumah warga, berada di Desa Anyar Kecamatan Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi Sumatera Selatan.
Camat Kota Kayuagung Dedy Kurniawan S.STP mengatakan, kami selaku pemerintah kecamatan ucapkan terima kasih kepada warganet yang telah menshare video bocah tersebut, sehingga cepat ditangani oleh pemerintah daerah, dan alhamdulillah anak ini sudah diberikan perawatan medis.
“Namun sayangnya di video itu, anak ini seolah-olah tidak mendapat perhatian sama sekali dari pemerintah, baik daerah, kecamatan, maupun pemerintah desa. Bahkan seakan-akan sudah menderita sakit menahun, padahal nyatanya tidak seperti itu,” tegasnya, Jumat (5/4/2019).
Jadi kalau dikatakan tidak ada perhatian dari pemerintah, itu tidaklah benar. Jelasnya, kalau kita buka video yang di share akun FB Harda Belly, si anak itu sakitnya baru 2 pekan, itu yang pertama. Kemudian, setelah kami kroscek ke bawah dan bertanya dengan kadesnya bahwa si anak itu sudah mendapat perhatian.
“Desa Anyar itu kan wilayahnya kecil, jadi kalaupun ada yang sakit keras pasti semua warga tahu. Kemudian mengenai masalah sakitnya ananda Riski, pemerintah desa juga telah mengajak ke rumah sakit sebelumnya, tetapi ibu dari si anak tidak mau, itu yang kedua,” ungkapnya.
Lalu yang ketiga, masih katanya, ibu kades selaku pembina posyandu sudah beberapa kali beritahu ibunya Riski, kalau bisa anaknya yang paling kecil juga aktif dibawa ke Posyandu. Artinya keluarganya Riski ini sudah mendapatkan perhatian sebelumnya jauh sebelum video viral tersebut.
“Jadi misalnya tidak ada susu, maka akan diberikan bantuan susu, dan akan ditimbang berat badan serta lapor ke pemerintah desa apabila ada masalah. Artinya bukan si Riski ini sakit parah berbulan – bulan atau menahun, lantas tidak ada tindakan dari pemerintah, tidak benar itu,” ujarnya.
“Apalagi sampai video itu di tag ke pak Gubernur Herman Deru, disinikan ada pemerintah setempat, jadi kecil lah masalah itu, karena memang sudah menjadi urusan kita selaku pemerintah kecamatan. Jadi bohong kalau seolah – olah sudah sakit menahun, ibu Riski sendiri yang ngomong baru dua pekan anaknya sakit. Silahkan dengar sendiri pengakuan ibu dari ananda Riski pada video yang viral tersebut,” tandasnya.
Lanjutnya, Riski badannya kecil dan kurus itu, kita tidak tahu. Apa mungkin karena asupan nutrisinya yang kurang, itupun sudah disampaikan kepada orangtuanya. Karena kakak dari ibu si Riski ini kebetulan bantu – bantu sebagai asisten rumah tangga di rumah ibu Kepala Desa Anyar.
“Jadi disampaikannya melalui dia, dan kebetulan lagi si asisten rumah tangga tersebut juga kader posyandu. Kan tiap bulan posyandu selalu membuka pelayanan kesehatan bagi warga setempat. Bahkan pelayanan posyandu di Desa Anyar aktif dilaksanakan,” tukasnya.
Terkait video itu, dari sisi positifnya kita berterimakasih karena akhirnya Riski dibawa paksa oleh tim Dinas Kesehatan Kabupaten OKI untuk berobat ke RSUD Kayuagung. Dilanjutkannya, tetapi yang tidak eloknya itu adalah seolah-olah si Riski ini sakitnya menahun, sehingga timbul persepsi negatif, sakitnya apa kurang gizi, padahal belum tahu karena baru 1-2 pekan sakitnya.
“Artinya perlu ditegaskan lagi, Riski ini bukan menderita sakit menahun, dan dalam 2 pekan ini saja sudah ada upaya dari Kades Anyar untuk membawanya ke rumah sakit, tetapi orangtuanya yang tidak bersedia,” tegasnya.

Sambungnya, kembali mengenai perhatian pemerintah, sebenarnya Desa Anyar ini salah satu desa yang kita bina dengan intens. Misalnya desa ini pada bulan Februari yang lalu sebagaimana diberitakan oleh BERITAANDA bahwa pemerintah kecamatan, Baznas dan bantuan pribadi dari bapak bupati telah membangunkan rumah untuk ibu Tuti, yakni seorang janda dengan tiga anaknya yang tinggal pada fasilitas WC umum Desa Anyar.
“Rumah tersebut dibangun selama tiga bulan oleh warga Desa Anyar secara gotong-royong dengan pendanaan dari program Seberkah Kecamatan Kota Kayuagung, baznas dan bantuan pribadi Pak Iskandar, Bupati OKI. Artinya, satu bulan ke belakang perhatian ke Desa Anyar itu ada, ini bila kita berbicara tentang sentuhan pelayanan,” ungkapnya.
Saat itu Ibu Tuti (warga Desa Anyar – Red) dibangunkan rumah baru melalui program seberkah karena sebelumnya tinggal di WC umum. Dijelaskannya lagi, Ibu Tuti itu malah tak kalah susah kehidupannya jika dibandingkan dengan keluarga Riski. Sementara si Riski, walaupun tinggal di kebun, tetapi ada rumah dan orangtuanya pun masih lengkap.
Sekedar tambahan, katanya, bahwa rumah Ibu Tuti dibangun selama tiga bulan fisik rumahnya dengan pola gotong-royong oleh warga Desa Anyar sendiri. Artinya kepedulian warga sekitar sangatlah tinggi, apalagi bila masalah ananda Riski ini kemarin ibundanya berkenan dibawa oleh kades ke rumah sakit, tentu videonya tak perlu viral sehingga menimbulkan multitafsir.
“Tanggal 24 Maret 2019 lalu, saya hadir ke Desa Anyar menghadiri acara marhabah anaknya pak kades. Ada penampilan tarian anak – anak PAUD, dan si Riski ini ikut tampil disitu. Artinya, si Riski ini seperti anak yang sehat dan normal seperti anak-anak yang lain,” imbuhnya.
Tambahnya lagi, perkara keadaan Riski seperti pada video yang viral seolah-olah ia sudah sakit lama sekali karena dibilang badannya sudah habis, karena menurut Ibu Kades Anyar selaku pembina posyandu bahwa Riski ini karakter badannya memang kurus bukan karena sakit menahun, dan ini dibuktikan hasil diagnosa pihak RSUD Kayuagung setelah semalam ia dibawa tim Dinkes. Jadi video yang beredar itu terlalu mungkin sedikit berlebihan.
“Namun apapun itu kita apresiasi setiap warganet yang menyampaikan informasi, keluhan dan kritik kepada pemerintah, tetapi hendaknya perlu diikuti dengan konfirmasi dan data yang akurat sehingga tidak multitafsir,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan OKI HM Lubis, SKm., M.Kes didampingi Sekretaris Iwan Setiawan SKm.,M.Kes kepada wartawan membenarkan pihaknya telah membawa Riski Ibrahim, warga Desa Anyar tersebut ke RSUD Kayuagung untuk menjalani perawatan medis.
“Semalam kita langsung menuju ke rumah warga Desa Anyar. Awalnya orang tua Riski sempat menolak, dengan alasan kesibukan mereka sehari-hari yang bekerja di kebun dan memiliki anak kecil. Tapi setelah kami bujuk bersama tokoh masyarakat setempat akhirnya mereka bersedia,” ungkapnya.

Menurut Lubis, hasil pemeriksaan sementara oleh dokter umum, pasien hanya mengalami demam biasa akibat kelelahan. Karena dari pengakuan orangtuanya, Riski ini habis tampil disuatu kegiatan di sekolahnya.
“Jadi kelelahan dan akhirnya demam, dan karena tidak mau makan, sehingga kekurangan cairan. Tapi alhamdulillah tidak terjadi apa-apa walaupun sudah demam sepekan lebih,” tandasnya.
Pagi ini juga, tambah Sekretaris Dinas Kesehatan OKI, Riski akan diperiksa oleh dokter spesialis anak guna memastikan gejala dan penyakitnya dan kita berdoa saja tidak ada penyakit aneh atau berbahaya yang dialaminya.
“Kami juga telah mengurus proses administrasi Riski, karena menurut pengakuan dari orang tuanya keluarga ini belum masuk dalam data BPJS,” tandasnya seraya menyebut Pemkab OKI tetap komitmen dalam memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, terutama masyarakat yang kurang mampu. (Iwan)