PALEMBANG, BERITAANDA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pandemi Covid-19 memaksa UMKM di tanah air kehilangan omset dan butuh bantuan modal hingga keringanan cicilan perbankan agar tetap bisa bertahan.
Kepala OJK Kantor Regional VII Sumatera Bagaian Selatan, Untung Nugroho mengatakan, tercatat dari total 60 juta UMKM di tanah air, sekitar 16 juta UMKM ini memerlukan modal usaha Rp 25 juta per bulan atau estimasi Rp 1.000 triliun.
Kendala yang dihadapi UMKM di masa pandemi ini yakni 78 persen permintaan turun, karena selama ini UMKM berada di kerumanan atau tempat ramai. Terpaksa hanya mengandalkan berjualan secara daring dari rumah saja sehingga omset mereka turun. Kondisi ini juga diperburuk oleh kendaraan operasional karena kekurangan tenaga kerja akibat omset sepi membuat UMKM terpaksa harus merumahkan pekerjanya.
Melihat kendala tersebut, OJK memberikan peran agar UMKM bangkit melalui dukungan pasar modal, lembaga keuangan non perbankan hingga bank.
“UMKM kita sudah bisa mengakses modal dari pasar modal, bukan cuma oleh perusahan besar saja, perusahaan rintisan kini juga bisa mengakses modal dari sini untuk mengembangkan usahanya,” ujar Untung dalam diskusi daring seberapa peduli perbankan terhadap UMKM, Jumat (15/1).
Untung merinci pertumbuhan kredit perbankan lima tahun terkahir di Sumbasel naik 0,4 persen year on year dan penyaluran terbesar di Sumsel yakni Rp 86,1 triliun atau market share kredit di Sumsel 1,5 persen dibanding total penyaluran kredit nasional Rp 5.638 triliun.
Sementara itu, Wakil Pemimpin Wilayah BRI Palembang Fajar S Pramono mengatakan, kami berhasil menyalurkan kredit over target tahun ini. Khusus porsi relaksasi kredit bagi usaha terdampak pandemi total Rp 6,6 triliun dengan jumlah debitur 99.200 debitur.
Jumlah ini terdiri dari UMKM mikro Rp 3,3 triliun dengan total 91.891 debitur dan sektor kredit menengah yakni Rp 225 miliar bagi dua debitur dan sektor kredit kecil Rp 3,04 triliun bagi 7.307 debitur.
Fajar mengatakan, dari sisi penyaluran KUR, BRI Palembang telah menyalurkan Rp 4,2 triliun dana KUR bagi 139.688 debitur di lima provinsi wilayah kerjanya. (Febri)