PALEMBANG, BERITAANDA – Badan Standarisasi Nasional (BSN) Kantor Layanan Teknis Palembang menargetkan tahun ini bisa membina lima (5) Usaha Kecik Mikro dan Menengah (UMKM) raih sertifikasi Standarisasi Nasional Indonesia (SNI).
Kepala BSN Palembang Haryanto mengatakan, target ini masih sama dengan tahun lalu tidak muluk-muluk, karena untuk menjadikan UMKM memiliki sertifikasi SNI butuh proses dan tidak bisa instan.
Apalagi selama ini kendalanya adalah pada sumber daya manusianya yang belum sepenuhnya paham bahwa kebersihan olahan makanan harus dimulai dari proses awal hingga akhir yang berkesinambungan. Bukan cuma hasil akhirnya saja yang dinilai cantik saat disajikan, tapi proses dibalik itu juga sangat penting.
“Tahun ini kita masih fokus membina UMKM, khususnya sektor pangan dan kuliner. Karena UMKM ini jumlahnya banyak hingga 4 ribu UMKM, dan ini harus ditingkatkan kualitasnya agar berdaya saing dan percaya diri go internasional,” ujar Haryanto, Rabu (27/2/2019).
Tahun ini fokus UMKM yang akan dibina yakni UMKM binaan PT PNM yang fokus pada usaha pempek dan PT Pusri.
Hary mengatakan, UMKM yang sudah mengantongi SNI mengakui manfaat SNI, karena ada perubahan proses produksi lebih terjamin produk yang mereka jual, sehingga penjualan mereka meningkat.
Dilanjutkannya, UMKM yang sudah mengantongi SNI tetap diawasi dan dibina hingga dua tahun, agar setiap tahap dan proses yang sesuai standar nasional itu tetap dipertahankan. Bukan cuma dipraktekkan saat akan mendapat sertifikat saja, tapi benar-benar terus dijalankan agar kualitasnya terjamin.
Secara nasional tercatat 600 UMKM yang sudah mengantongi SNI sejak tahun 2016 dengan beragam sektor, mulai dari kuliner, pangan dan sekotor unggulan masing-masing daerah.
“Khusus Sumsel ada 16 UMKM binaan dari tahun 2017 – 2018 yang sudah mengantongi SNI ada 7, dan tahun ini bertambah 3 binaan lagi yang kita kejar proses SNI-nya selesai tahun ini juga,” tutup dia. (Febri)