Sinergi Menuju Indonesia Emas, Wagub Jihan Tegaskan Pembangunan Lampung Berbasis Lingkungan dan Ketangguhan Bencana

12

BANDAR LAMPUNG, BERITAANDA – Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, secara resmi membuka focus group discussion (FGD) bertajuk ‘Pembangunan Rendah Karbon Berketahanan Iklim dan Ketangguhan Bencana’ yang digelar di ruang sidang utama Politeknik Negeri Lampung (Polinela), Senin (14/4/2025).

Kegiatan ini menjadi bagian krusial dalam proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Lampung 2025–2029.

Dalam sambutannya, Wagub Jihan menekankan bahwa RPJMD periode tersebut memiliki posisi strategis sebagai fase awal pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025–2045 yang berada dalam tahapan penguatan pondasi transformasi.

“RPJMD ini juga menjadi penopang implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, khususnya dalam mendukung pencapaian Asta Cita pembangunan nasional,” ujar Jihan.

Ia menambahkan, bahwa sinergi antara pemerintah pusat dan daerah sangat diperlukan demi menyukseskan berbagai program prioritas nasional, antara lain target pertumbuhan ekonomi 8%, penurunan angka kemiskinan, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dikenal sebagai trisula pembangunan.

Lebih lanjut, Wagub Jihan memaparkan bahwa pembangunan Provinsi Lampung dalam lima tahun mendatang akan diarahkan untuk mendukung visi Gubernur Lampung 2025–2030, yakni ‘Bersama Lampung Maju Menuju Indonesia Emas’. Visi ini akan diwujudkan melalui tiga misi utama (TIGA CITA) yaitu:

  • Mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri, dan inovatif.
  • Memperkuat sumber daya manusia yang unggul dan produktif.
  • Meningkatkan kehidupan masyarakat yang beradab, berkeadilan, dan berkelanjutan, serta tata kelola pemerintahan yang efektif dan berintegritas.

Menurut Jihan, letak strategis Lampung sebagai gerbang Pulau Sumatera dan kekayaan sumber daya alamnya merupakan modal penting dalam menarik investasi dan mendorong integrasi ekonomi, perdagangan, serta industri nasional dan global yang berbasis pada prinsip keberlanjutan.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa Provinsi Lampung masih dihadapkan pada berbagai tantangan pembangunan. Antara lain pertumbuhan ekonomi yang masih di bawah rata-rata nasional, tingkat kemiskinan yang relatif tinggi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang belum optimal, pembangunan infrastruktur yang belum merata, serta penanganan isu lingkungan dan kebencanaan yang belum maksimal.

“Karena itu, FGD hari ini sangat penting sebagai forum untuk menjaring masukan dari para pemangku kepentingan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan tangguh di Provinsi Lampung,” tegas Jihan.

Ia juga mengajak seluruh elemen pembangunan, pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, hingga media massa untuk bersinergi dalam mendorong transformasi pembangunan yang adaptif terhadap tantangan masa depan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Polinela, Sarono, menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Provinsi Lampung atas kepercayaan menjadikan Polinela sebagai lokasi strategis dalam pelaksanaan FGD ini. Ia turut memaparkan profil Polinela sebagai pusat Fasilitas Vokasi dan Pendidikan (FVD) yang memiliki ribuan mahasiswa dan berbagai sarana pendukung.

Sarono juga menegaskan komitmen Polinela dalam mendukung pembangunan daerah, khususnya melalui penguatan sumber daya manusia diberbagai sektor prioritas seperti pertanian, peternakan, pariwisata, dan industri kopi.

FGD ini turut menyoroti isu aktual terkait dampak perubahan iklim yang semakin terasa di Lampung, termasuk meningkatnya frekuensi bencana hidrometeorologi seperti banjir. Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah wilayah di Lampung mengalami banjir yang berdampak serius terhadap aktivitas masyarakat dan sektor pertanian.

Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga menunjukkan peningkatan tren kejadian bencana di wilayah ini, sehingga upaya penguatan ketangguhan terhadap bencana menjadi semakin mendesak. (Katharina)

Bagaimana Menurut Anda