BANDAR LAMPUNG, BERITAANDA – Program Pascasarjana Universitas Bandar Lampung (UBL) selenggarakan kuliah umum dalam rangka orientasi dan matrikulasi mahasiswa baru program pascasarjana.
Kegitan yang berlangsung di gedung auditorium kampus Dra. Hj. Sri Hayati Barusmana ini menghadirkan Komandan Korem 043 Garuda Hitam Kolonel KAV. Erwin Djatniko, S.Sos sebagai pembicara utama, Sabtu (12/1/2019).
Kegitan ini diikuti oleh ratusan peserta mahasiswa baru dari program studi Magister Manajemen angkatan 65, Magister Hukum angkatan 39, Magister Teknik angkatan 34, dan Magister Ilmu Administrasi Ingkatan 13. Turut hadir pula Ketua Yayasan Administrasi Lampung Dr. Andala Rama Putra Barusman, M.A.Ec, Rektor UBL Dr. Ir. M. Yusuf Sulfarano Barusman, MBA, Direktur Program Pascasarjana UBL Dr. Agus Wahyudi, wakil rektor, dekan dan kepala program studi UBL.
Dalam sambutannya Rektor UBL Yusuf Sulfarano Barusman mengatakan, kegiatan rutin ini bertujuan untuk memperkenalkan kampus UBL pada mahasiswa baru. Selain itu juga bertujuan untuk bertukar pengalaman dengan narasumber.
“Kegitan ini bertujuan untuk memperkenalkan UBL pada mahasiswa baru sekaligus knowledge sharing narasumber dengan mahasiswa baru,” ujar Yusuf.
Yusuf menjelaskan, melanjutkan pendidikan tinggi hingga program pascasarjana adalah satu-satunya cara yang terbukti untuk meningkatkan kemampuan.
“Terimakasih yang sebesar-besarnya karena dengan cerdas memilih UBL. Pendididkan S2 atau pascasarjana merupakan satu-satunya cara yang terbukti bisa meningkatkan kemampuan, kecerdasan dan wawasan seseorang. Hal ini penting karena saat ini banyak muncul anggapan tidak sekolah pun bisa sukses,” tambah Yusuf.
Dalam paparannya, Erwin Djatniko mengangkat tema ‘manajemen kepemimpinan dan harmoni dalam keberagaman’. Erwin mengatakan Indonesia bukan lahir dari persamaan, tetapi lahir dari perbedaan dan kehendak untuk bersatu.
“Bangsa Indonesia lahir dari perbedaan dan kehendak untuk bersatu. Karena Indonesia merupakan bangsa yang besar, mari-mari kita berjuang bersama-sama untuk memepertahankan Bhineka Tunggal Ika,” ucap Erwin.
“Untuk menjadi pemimpin tidak mudah, saya ambil contoh dari sisi militer saja sesuai pengalaman saya dan ini saya anggap bisa menjadi tauladan, karena seorang pemimpin harus mempunyai skill yang memadai dan mampu menjadi contoh yang terbaik bagi bawahannya yang dipimpin,” pungkas Danrem. (Katrine)