PALEMBANG, BERITAANDA – Rata-rata produksi sampah harian di Kota Palembang berasal dari limbah rumah tangga, dengan konsumsi mencapai 1.000 ton per hari.
Jumlah tersebut menyebabkan tumpukan sampah diperkotaan terus menumpuk. Selain karena armada pengangkutan sampah dari Dinas Kebersihan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang belum optimal, sejumlah kawasan kosong pun saat ini dimanfaatkan warga sebagai tempat pembuangan sampah (TPS) berstatus liar.
Kepala Bidang Pengolahan Sampah dan Limbah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Palembang, Andika Marta Dinata mengatakan, tumpukan sampah diperkotaan makin banyak karena faktor TPS liar menjamur, sementara TPS yang dikelola pemkot belum memadai.
“Faktor utama penumpukan sampah karena kebiasaan warga membuang sampah sembarang. Dari data jumlah TPS liar yang ada di Kota Palembang mencapai 186 titik, dan lokasinya dominan di lahan kosong,” ujarnya, Senin (5/8/2024).
Menurut Andika, persoalan sampah di Kota Palembang memang jadi pekerjaan rumah yang harus diatasi pemkot. Permasalahan ini jadi salah satu fokus program kerja yang terus dicanangkan pemerintah setempat.
“Namun, realisasi mengatasi permasalahan sampah perkotaan juga butuh dukungan warga. Angka (186 titik TPS liar) ini kalau kita bandingkan dengan jumlah TPS milik pemerintah sebanyak 150, swadaya 144, TPS 3R sebanyak 7 unit, maka lebih banyak yang TPS liar,” kata dia.
Andika menyampaikan, kemunculan TPS liar tidak terlepas dari masyarakat yang gemar membuang sampah disembarang tempat, bukan pada TPS bak kuning (milik pemerintah) atau lokasi pembuangan sampah swadaya. Kondisi ini juga yang mendorong pemkot untuk mempercepat proyek PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah).
“Tapi meski liar, DLH harus tetap mengangkut sampah ini. Karena ketika banyak sampah di jalan-jalan ataupun lokasi tertentu, tahunya masyarakat jadi tanggung jawab DLH. Timbunan sampah di Palembang ini dalam sehari mencapai 1.200 ton,” jelasnya. (Dodi)