YOGYAKARTA, BERITAANDA – Di tengah suasana santai Caffe Soeltan Yogyakarta, sebuah diskusi bersejarah berlangsung dengan tema ‘Perubahan Politik dan Kesetaraan Gender: Wawasan Baru untuk Pilkada 2024’.
Acara ini merupakan hasil sinergi antara IKPM Empat Lawang dan IKPM Provinsi Bengkulu, menghadirkan dua tokoh penting yakni Kharisma Dwi Putra (DPRD terpilih Kota Bengkulu) dan Alya Putri Humaira, seorang aktivis perempuan yang berkomitmen untuk kesetaraan gender, Jumat (26/7/2024).
Ketua IKPM Empat Lawang, Thomas Antoni, membuka acara dengan penuh antusiasme, mengungkapkan kebanggaannya atas kehadiran Kharisma Dwi Putra, yang sebelumnya adalah teman akrabnya di Gimbo Coffee.
“Kharisma kini terpilih sebagai DPRD termuda, dan hari ini dia bergabung bersama kami untuk berbagi wawasan dan mendukung acara ini. Kolaborasi dengan IKPM Provinsi Bengkulu sangat berarti bagi kami,” kata Thomas.
Ia menggarisbawahi pentingnya diskusi ini untuk memberikan ruang bagi suara-suara baru dan inovatif menjelang Pilkada 2024.
Sambutan berikutnya datang dari Reza, Ketua IKPM Provinsi Bengkulu, yang memaparkan fungsi vital DPRD dalam pengawasan, penganggaran, dan pembuatan undang-undang.
Reza menekankan perlunya meningkatkan representasi perempuan dalam politik, mengingat tantangan yang masih ada.
“Perempuan seringkali terpinggirkan dalam politik. Penting untuk mengubah persepsi ini dan memberi ruang lebih bagi mereka,” ujarnya.
Samyancik, Ketua Umum Pertama IKPM Empat Lawang, menegaskan bahwa diskusi ini adalah contoh nyata dari kolaborasi yang sukses.
“Acara ini bukan hanya tentang bertukar ide, tetapi juga tentang menginspirasi perubahan nyata di masa depan. Kami berharap kerja sama ini bisa diperluas ke provinsi-provinsi lain,” ucap Samyancik.
Kharisma Dwi Putra, yang juga masih berstatus mahasiswa di Yogyakarta, berbagi pandangan tentang peran dan tanggung jawab DPRD.
Ia mengajak generasi muda untuk terlibat lebih aktif dalam politik dan mengatasi stigma negatif terhadap perempuan.
“Melihat perjalanan ibunda saya yang juga pernah menjadi DPRD, saya merasa terpanggil untuk melanjutkan perjuangan tersebut. Anak muda harus memulai langkah mereka di dunia politik,” jelas Kharisma.
Alya Putri Humaira, yang dikenal sebagai aktivis perempuan, menyoroti tantangan yang dihadapi perempuan dalam politik.
“Perempuan harus percaya diri dan berani terlibat dalam politik. Kesetaraan gender bukanlah slogan, tetapi sebuah kebutuhan yang harus diwujudkan,” ungkap Alya dengan penuh semangat.
Diskusi berakhir dengan sesi tanya jawab yang energik, dimana para peserta menyampaikan pertanyaan seputar visi misi, strategi politik, dan langkah-langkah untuk meningkatkan partisipasi pemuda.
Para pembicara memberikan jawaban yang tajam dan penuh inspirasi, memberikan wawasan baru bagi semua yang hadir.
Acara ini tidak hanya menyajikan informasi penting, tetapi juga mendorong komitmen untuk mendukung perubahan positif dalam proses demokrasi. Dengan melibatkan generasi muda, aktivis, dan wakil rakyat, diskusi ini bertujuan untuk memperkuat suara masyarakat dan memajukan kesetaraan gender, menjadikan Pilkada 2024 sebagai momentum perubahan yang berarti. (*)