KAYUAGUNG-OKI, BERITAANDA – Meskipun tahun ajaran 2019-2020 tinggal beberapa bulan lagi, namun pengadaan dua pasang sepatu bagi siswa-siswi yang terdaftar dalam penerimaan siswa baru (PSB) SMP Negeri 6 Kayuagung tidak kunjung diterima sejumlah murid baru.
Tidak ingin anaknya bersekolah tanpa alas kaki, dengan terpaksa, wali murid yang saat ini duduk dibangku kelas VII ini harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli sepatu di luar sekolah. Padahal diawal masuk tahun ajaran, 280 siswa ini telah dikenakan pihak sekolah Rp300 ribu untuk pembelian dua pasang sepatu yang terdiri dari dua varian warna, yakni sepatu hitam yang digunakan untuk hari Senin, Rabu, dan Kamis. Lalu hari lainnya Selasa dan Jumat mengenakan sepatu warna putih.
Sejumlah dugaan menyeruak ke permukaan terhadap carut-marut pengadaan sepatu ini. Dari dugaan penggelembungan harga (mark up) hingga kurang cermatnya sekolah memilih perusahaan (vendor) sebagai rekanan penyuplai sepatu bagi murid baru.
Yang pasti, akibat dari kelalaian sekolah dalam memberikan hak murid ini merupakan catatan hitam bagi Dinas Pendidikan Kabupaten OKI, tentunya dengan harapan, harus diperbaiki di tahun ajaran mendatang.
Bukan tidak mungkin, bila dapat terbukti indikasi penyimpangan dari ‘bisnis sekolah’ tahunan ini, akan berpotensi menyeret sejumlah keterlibatan sejumlah oknum sekolah dalam pusaran tindak pidana korupsi.
Informasi yang didapat, sebelum masalah ini mencuat, pihak sekolah lebih dulu telah memberikan sepatu bagi siswa yang berhak memiliki. Namun, lantaran kualitas sepatu dinilai tidak memenuhi standar, akhirnya sekolah menarik lagi peredaran sepatu yang diperoleh informasi, dibuat salah satu usaha sepatu di Bandung.
“Waktu itu memang pernah kasih dua pasang sepatu ke murid, tapi sepertinya bahan sepatu jelek sekali. Rasanya kemahalan kalau harganya Rp150 ribu per pasang. Di pasar paling sekitar Rp65 ribu. Banyak wali murid protes, akhirnya sepatunya dikembalikan lagi,” jelas salah seorang wali murid yang enggan disebut namanya, Ahad (20/1/2019).
Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Kayuagung Suharyanto saat dikonfirmasi membenarkan kelalaian vendor sepatu ini. Meskipun mengaku lupa perusahaannya, namun menurutnya permasalahan ini terjadi lantara sepatu yang dikirim tidak sesuai pesanan pihak sekolah.
“Keterlambatannya karena itu tadi (spesifikasi), sepatu tidak sesuai pesanan kita,” ujarnya melalui hubungan telepon, Sabtu (19/1/2019).
Menurut Suharyanto, pengadaan sepatu yang dikelola koperasi sekolah ini tinggal menunggu saja dikirim kembali. Meski begitu, dirinya mengungkapkan agar persoalan ini tidak lagi menjadi konsumsi publik dengan alasan pemberitaan terkait sudah pernah dipublikasikan media.
“Insya Allah dalam 1-2 minggu ini dikirim. Saya barusan nelpon yang bersangkutan. Jadi kita tunggu saja pesanan sampai. Sebaiknya masalah ini tidak usah dulu dipublikasikan, nanti malah ramai,” terangnya.
Sementara itu, saat dihubungi, Kabid SMP Dinas Pendidikan OKI, Dedi Rusdianto enggan berkomentar banyak. Menurutnya, permasalahan ini sebaiknya dikonfirmasi dengan kepala sekolahnya.
“Coba langsung ditanyakan langsung ke kepala sekolahnya saja,” tuntasnya. (TIM)