BANDAR LAMPUNG, BERITAANDA – Pemerintah Provinsi Lampung diwakili oleh Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Provinsi Lampung, Intizam, mengikuti rapat koordinasi (rakor) pengendalian inflasi daerah dirangkai dengan sosialisasi potensi bencana hidrometeorologi secara virtual, bertempat di Ruang Command Center Lt. II Dinas Kominfotik Provinsi Lampung, Senin (18/11/2024).
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam pengantarnya menyampaikan, bahwa rapat koordinasi hari ini adalah untuk membahas mengenai kesiapan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi dan dua agenda besar mendatang.
“Ada dua agenda besar yang akan kita hadapi kedepan, yang pertama ada Pilkada serentak. Berkaitan dengan itu, kita perlu waspadai selain agenda mobilisasi masyarakat ke TPS. Pada rapat pekan lalu, kami sudah menyampaikan kepada rekan-rekan di daerah, tolong koordinasi dengan Bulog serta distributor-distributor pangan, karena biasanya ada fenomena kalau election, pemilihan itu ada aksi borong sembako. Jangan sampai terjadi kelangkaan stok, harus siap untuk digelontorkan ke pasar,” ucapnya.
Mendagri melanjutkan, bahwa diperlukan juga antisipasi saat memasuki perayaan Natal dan Tahun Baru pada bulan depan.
“Kemudian setelah Pilkada nanti ada Natal dan Tahun Baru bulan depan, liburnya cukup panjang, masyarakat akan berlibur juga, ini perlu kita antisipasi juga,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG), Dwikorita Karnawati menjelaskan mengenai prospek bahaya geo-hidrometeorologi 2025 [Geo-hydrometeorological hazard outlook 2025].
“Adanya faktor pengendali iklim di Indonesia yang mengakibatkan dinamika iklim dan cuaca di Indonesia, yaitu penyimpangan suhu muka laut di Samudra Pasifik (fenomena El Nino La Nina), penyimpangan suhu muka laut di indian Samudra Hindia Hindia, angin musiman (Monsun Asia- Monsun Australia),” jelasnya.
Dwikorita Karnawati dalam paparannya juga menjelaskan bahwa akhir tahun 2024, mulai dari November – Desember diprediksi terjadi La Nina lemah, yang bersamaan dengan masuknya musim hujan, maka kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah perlu dilakukan. (Katharina)