OKI Siaga Banjir, Pintu Air Tol Kapal Betung Dibuka

567

KAYUAGUNG-OKI, BERITAANDA – Cuaca di berbagai wilayah di Indonesia masih ekstrem, termasuk di wilayah Ogan Komering Ilir (OKI). Hujan deras beberapa hari terakhir telah merendam beberapa desa di wilayah Kecamatan Lempuing dan Kayuagung.

Di Kecamatan Lempuing, banjir merendam sawah warga di Desa Kepayang. Sedangkan di Kecamatan Kayuagung, bencana banjir dialami warga Desa Celikah dan Kelurahan Sukadana.

Di Desa Celikah, tinggi air mencapai 40 cm menggenangi 3 RT di desa tersebut. Sedangkan di Kelurahan Sukadana, tinggi air mencapai 70 Cm. Wilayah yang paling terdampak yaitu di Komplek Purna Jaya dan Talang Kubu.

Menyikapi kondisi cuaca ekstrim ini, Pemerintah Kabupaten OKI melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinsos, serta instansi terkait telah menetapkan siaga bencana banjir dan longsor untuk wilayah OKI.

“Kita sama-sama sepakati untuk menetapkan status siaga agar upaya penanggulangan dapat dimaksimalkan,” ungkap Sekretaris BPBD OKI Amri Ubaidah pada siaga banjir dan longsor di aula BPBD OKI, Rabu (20/2/2019).

Selain menetapkan status siaga, pemkab berupaya menurunkan debit air yang merendam pemukiman warga dengan meminta kepada PT Waskita Karya selaku operator pembangun tol Kayuagung-Palembang untuk membuka pintu air pada trase tol tersebut.

“Harapan warga air ini cepat turun, makanya kami minta kepada Waskita untuk membuka pintu-pintu air yang ada agar mengatur arus air, dan mengurangi debit air yang merendam pemukiman warga,“ ungkap Camat Kota Kayuagung, Dedy Kurniawan.

Perwakilan PT Waskita Karya Marcel mengungkapkan, sejak malam tadi pihaknya sudah membukakan 2 pintu air dari 8 pintu yang ada pada seksi 1 A Tol Kapal Betung. “Sudah dibuka 2 pintu, sisanya sedang kita kerjakan,” ungkapnya.

Usai rapat tim yang terdiri dari BPBD, Dinsos, Polri, TNI, pemerintah kecamatan dan perwakilan PT Waskita Karya meninjau beberapa titik banjir di wilayah Kecamatan Kota Kayuagung.

Dari pantauan, warga terdampak banjir tampak masih melakukan aktifitas sehari-hari. Bahkan pendirian posko dan dapur umum yang ditawarkan oleh pemkab ditolak warga.

“Kalau kami disini maunya bagaimana air ini cepat turun, dan agar disiapkan toilet mobil saja,” tegas Alkautsar, Ketua RT 05 Purna Jaya.

Meski demikian, tim BPBD, Dinkes dan Dinsos tetap menyiagakan posko siaga dan posko kesehatan di wilayah terdampak banjir. (Iwan)

Bagaimana Menurut Anda