KAYUAGUNG-OKI, BERITAANDA – Diduga karena terjadi carut marut pengelolaan keuangan, hingga para karyawan sudah 8 bulan tak gajian, tersiar kabar Direktur Utama PDAM Tirta Agung Banarianto mundur dari jabatannya sejak beberapa hari yang lalu.
Hal itu seakan terbukti atas ditunjuknya Pratama Suryadi (Kabag Ekonomi Setda OKI) sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur PDAM Tirta Agung melalui SK Bupati selaku kuasa pemilik modal perusahaan plat merah tersebut.
Terkait adanya pergantian Direktur PDAM Tirta Agung ini, dibenarkan oleh Pratama Suryadi. Menurut dia, pergantian tersebut dilakukan untuk mengisi kekosongan jabatan direktur dalam rangka memastikan pelayanan dapat berjalan.
“Iya, saya ditunjuk sebagai Plt. Ini hanya bersifat sementara untuk memastikan pelayanan masih dapat dilaksanakan dengan baik,” ujar Pratama via ponselnya saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (21/10/2022).
Menurut dia lagi, saat ini pihaknya sedang melakukan konsolidasi dan inventarisasi berbagai persoalan yang dialami oleh PDAM Tirta Agung. Karena memang secara detail ia belum mengetahui, sehingga akan diurai satu persatu agar bisa dicarikan solusinya.
Ketika disinggung terkait gaji karyawan, dirinya juga tak menampik bahwa adanya keluhan para karyawan yang sudah lebih dari 8 bulan belum menerima gaji lantaran kondisi keuangan perusahaan yang tidak memadai.
“Itu juga sedang kita inventarisir, termasuk juga soal piutang yang berada di pelanggan, tentu kita akan siapkan langkah-langkah agar piutang ini bisa diselesaikan,” tandas dia.
Pihaknya juga saat ini tengah mengambil langkah-langkah koordinasi dengan berbagai stakeholder lain guna mengatasi permasalahan PDAM Tirta Agung.
Salah satu karyawan PDAM Tirta Agung yang meminta namanya dirahasiakan mengatakan, kondisi PDAM Tirta Agung saat ini sangat mengkhawatirkan. Termasuk masalah gaji yang belum dibayar selama 8 bulan, serta dana pensiun karyawan juga tidak dibayarkan.
“Gaji kami ini sudah lama pak tidak dibayar, dan pensiun juga tidak dibayar,” ujar dia seraya mengatakan, PDAM Tirta Agung terus saja mengalami kerugian, karena beban operasional dengan pendapatan tidak seimbang.
Kata dia, banyak juga piutang yang tidak tertagih hampir Rp 2 miliar, sementara operasional sangat besar. Selain itu banyak kebocoran-kebocoran, jadi wajarlah kalau mau bangkrut.
“Kami tidak terlalu memperdulikan siapa yang akan menjadi pimpinan pada PDAM Tirta Agung, namun yang diharapkan adalah hak-hak kami agar dapat dibayarkan. Yang pasti gaji kami ini bagaimana pak, tolonglah dibayarkan, kami juga butuh untuk bertahan hidup,” tandas dia. (Iwan)