Mewujudkan Sumatera Selatan Emas 2045: Tantangan dan Solusi dalam Pembangunan Pendidikan dari PAUD Hingga Perguruan Tinggi

28

(Oleh : Bung Kafi)

Menurut BPS Jumlah Masyarakat Provinsi Sumatera Selatan Jumlah Penduduk Berdasarkan data terbaru, dengan distribusi usia: 0-14 tahun: 25%, 15-64 tahun: 68% (usia produktif), 65 tahun ke atas: 7%. Berikutnya Distribusi Berdasarkan Pekerjaan Penduduk yang bekerja dikelompokkan menurut BPS sebagai berikut: Sektor pertanian dan perkebunan: 40%, Industri: 15%, Perdagangan: 25%, Layanan publik, pendidikan, dan kesehatan: 10%, Lainnya: 10%. Sumatera Selatan, dengan populasi sekitar 8,6 juta jiwa, memiliki potensi besar dalam pembangunan manusia, ekonomi, dan sosial. Namun, di tengah optimisme tersebut, sektor pendidikan masih menghadapi berbagai tantangan mendasar yang membutuhkan perhatian serius. Pendidikan adalah fondasi penting untuk mewujudkan visi Sumatera Selatan Emas 2045, yakni sebuah provinsi yang unggul, berdaya saing, dan berkeadaban. Tulisan ini akan menganalisis kondisi objektif pendidikan di Sumatera Selatan, persoalan-persoalan utamanya, dan solusi strategis berbasis pemikiran Paulo Freire dan K.H. Hasyim As’ari.

Kondisi Infrastruktur Pendidikan di Sumatera Selatan

Pendidikan merupakan aspek penting dalam pembangunan suatu daerah, dan Provinsi Sumatera Selatan tidak terkecuali. Dari pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi, berbagai lembaga pendidikan hadir untuk mendukung tercapainya kemajuan. Namun, tantangan besar masih ada di berbagai jenjang pendidikan. Dalam esai ini, kita akan mengulas kondisi pendidikan di Sumatera Selatan mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, hingga pesantren dan perguruan tinggi, beserta analisis masalah utama dan solusi yang dapat diambil untuk mewujudkan visi Sumatera Selatan Emas 2045.

  1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan fondasi yang sangat penting dalam perkembangan pendidikan seseorang. Di Sumatera Selatan, terdapat 6.527 lembaga PAUD dengan jumlah siswa mencapai 221.438 anak. Namun, meskipun jumlah lembaga terlihat besar, kualitas pendidikan dan fasilitas di beberapa daerah masih sangat terbatas. Banyak daerah pedesaan yang masih kekurangan sarana pendidikan yang memadai, baik dalam hal fasilitas ruang kelas yang nyaman maupun perlengkapan belajar yang mendukung. Kurangnya pelatihan untuk guru PAUD di beberapa daerah juga menjadi masalah. Solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan meningkatkan alokasi dana pendidikan untuk PAUD dan memberikan pelatihan berkala bagi para pengajarnya. Hal ini juga harus didorong dengan upaya pemerataan fasilitas di seluruh kabupaten dan kota di Sumatera Selatan.

  1. Taman Kanak-Kanak (TK)

Taman Kanak-Kanak (TK) memiliki peran yang hampir serupa dengan PAUD, namun di tingkat yang sedikit lebih formal. Di Provinsi Sumatera Selatan, terdapat 3.215 lembaga TK dengan jumlah siswa sekitar 86.754 anak. Meskipun jumlah TK cukup banyak, masalah ketimpangan kualitas pendidikan antara sekolah negeri dan swasta menjadi salah satu tantangan besar. Selain itu, distribusi lembaga pendidikan yang tidak merata menyebabkan beberapa daerah terpencil kesulitan dalam mengakses pendidikan TK. Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya kebijakan afirmasi dan pemberian insentif bagi pengajar yang bekerja di daerah terpencil.

  1. Sekolah Dasar (SD)

Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan yang paling fundamental dalam mempersiapkan anak untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Di Sumatera Selatan, terdapat 5.894 sekolah dasar dengan 1.253.421 siswa. Jumlah guru yang mengajar di tingkat ini mencapai 68.762 orang. Meskipun jumlah sekolah dan siswa terbilang cukup besar, sejumlah masalah mendasar masih mengemuka, seperti kerusakan infrastruktur sekolah dan ketimpangan kualitas pengajaran antara daerah perkotaan dan pedesaan. Banyak sekolah yang membutuhkan renovasi, sementara rasio siswa dan guru di daerah pedalaman cukup tinggi. Solusi yang perlu diambil adalah pengalokasian dana yang lebih besar untuk memperbaiki infrastruktur sekolah, serta distribusi guru secara merata ke daerah-daerah yang membutuhkan.

  1. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sumatera Selatan memiliki 1.647 lembaga SMP dan 253 MTs dengan jumlah siswa sekitar 502.348 orang. Tugas pendidikan di tingkat ini semakin berat karena tidak hanya harus mengajarkan ilmu pengetahuan dasar, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di dunia kerja dan pendidikan tinggi. Kurangnya fasilitas pembelajaran modern, seperti laboratorium dan perangkat teknologi, menjadi masalah di banyak sekolah. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memperkuat kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk meningkatkan fasilitas pendidikan dan memperkenalkan kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman.

  1. Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Di tingkat SMA, MA, dan SMK, terdapat 516 SMA, 253 MA, dan 330 SMK di Provinsi Sumatera Selatan. Di jenjang ini, pendidikan semakin terfokus pada pengembangan keterampilan dan persiapan menuju dunia kerja atau perguruan tinggi. Namun, tantangan terbesar yang dihadapi adalah ketidakmerataan kualitas pendidikan. Beberapa sekolah memiliki fasilitas yang sangat baik, sementara lainnya masih tertinggal. Selain itu, kurikulum kejuruan di SMK sering kali tidak relevan dengan perkembangan industri, yang menyebabkan lulusan SMK kesulitan dalam mencari pekerjaan. Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya reformasi kurikulum yang berbasis pada kebutuhan pasar kerja dan pelatihan bagi guru untuk mengajarkan keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman.

  1. Perguruan Tinggi

Di tingkat perguruan tinggi, Sumatera Selatan memiliki 40 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, dengan jumlah mahasiswa sekitar 89.124 orang. Meskipun jumlah perguruan tinggi terbilang cukup banyak, sebagian besar konsentrasi perguruan tinggi terpusat di Palembang, yang menyisakan daerah lain dengan keterbatasan akses pendidikan tinggi. Selain itu, kualitas pendidikan tinggi di Sumatera Selatan juga belum merata, dengan beberapa perguruan tinggi masih kekurangan fasilitas riset dan dosen berkualitas. Solusi untuk masalah ini adalah dengan membuka lebih banyak cabang perguruan tinggi di daerah terpencil serta memperkuat kerjasama antara universitas dan industri untuk meningkatkan kualitas riset dan pengajaran.

  1. Pesantren

Pesantren merupakan bagian penting dalam sistem pendidikan di Sumatera Selatan, terutama dalam membentuk karakter generasi muda. Di provinsi ini, terdapat 1.073 pesantren dengan sekitar 45.321 santri dan 4.371 tenaga pengajar. Namun, pesantren di banyak daerah masih menghadapi masalah keterbatasan fasilitas modern dan kurangnya integrasi antara kurikulum umum dan keislaman. Untuk memperbaiki hal ini, perlu adanya penguatan dana pendidikan untuk pesantren serta pelatihan bagi ustadz dan ustadzah dalam menggunakan teknologi pendidikan yang lebih modern.

Persoalan Utama Pendidikan di Sumatera Selatan

Adapun pokok-pokok peramasalah pendidikan di Sumatera Selatan dapat dikategorikan sebagai berikut, Pertama Ketimpangan Kualitas dan Akses Ketimpangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan menjadi penghalang utama. Anak-anak di pedesaan sering kali tidak memiliki akses ke pendidikan yang layak. Kedua Kurangnya Guru Berkualitas Banyak guru belum memiliki sertifikasi atau pelatihan memadai. Di daerah terpencil, kekurangan tenaga pengajar menjadi masalah akut. Ketiga Minimnya Sarana dan Prasarana Pendidikan Tidak semua sekolah memiliki fasilitas dasar seperti perpustakaan, laboratorium, dan akses internet. Keempat Tingginya Angka Putus Sekolah Faktor ekonomi menjadi penyebab utama putus sekolah, terutama di tingkat SMA. Kelima Rendahnya Literasi Digital Pendidikan di Sumatera Selatan belum sepenuhnya terintegrasi dengan era teknologi digital.

Dalam menangani masalah pendidikan ini, pendekatan Paulo Freire dan K.H. Hasyim As’ari menawarkan perspektif yang relevan. Paulo Freire: Pendidikan Sebagai Alat Pembebasan Paulo Freire menekankan pentingnya pendidikan yang membebaskan manusia dari ketidaktahuan. Pendidikan harus melibatkan masyarakat sebagai subjek aktif, bukan sekadar objek. Di Sumatera Selatan, konsep ini dapat diterapkan melalui Community-Based Education, yakni program pendidikan berbasis komunitas untuk memberdayakan masyarakat pedesaan. Partisipasi aktif masyarakat dalam pendidikan akan membantu mengatasi ketimpangan.

K.H. Hasyim As’ari Integrasi Akhlak dan Ilmu K.H. Hasyim As’ari menekankan pentingnya pendidikan berbasis akhlak yang seimbang dengan ilmu pengetahuan. Nilai-nilai ini relevan untuk mengatasi rendahnya kualitas pendidikan di pesantren. Dengan pelatihan guru dan penyediaan kurikulum integratif, pesantren dapat menjadi lembaga yang tidak hanya menghasilkan lulusan berakhlak mulia tetapi juga kompeten di bidang ilmu umum.

Solusi Strategis Menuju Sumatera Selatan Emas 2045

Peningkatan Anggaran Pendidikan Pemerintah perlu memperbesar alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur pendidikan, terutama di daerah tertinggal. Hal ini meliputi pembangunan sekolah, perpustakaan, dan laboratorium. Pertama Program Pendidikan Inklusif Beasiswa penuh harus diberikan kepada anak-anak dari keluarga miskin. Sekolah alternatif juga perlu dibuka untuk menjangkau anak-anak di daerah terpencil. Kedua Digitalisasi Pendidikan Pembangunan jaringan internet di seluruh wilayah Sumatera Selatan sangat penting untuk meningkatkan literasi digital siswa dan guru. Pelatihan teknologi bagi tenaga pengajar harus menjadi prioritas. \

Ketiga Penguatan Pendidikan Karakter Nilai-nilai lokal dan agama perlu diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan formal, seperti yang diusulkan K.H. Hasyim As’ari. Keempat Reformasi Pesantren Pesantren harus dilengkapi dengan fasilitas yang memadai dan tenaga pengajar yang kompeten. Pesantren juga perlu menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan formal untuk menciptakan sinergi. Kelima Kerjasama Multisektor Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi kunci untuk menyelesaikan berbagai permasalahan pendidikan.

Dengan mengatasi permasalahan pendidikan secara sistematis dan menyeluruh, Sumatera Selatan memiliki peluang besar untuk melahirkan generasi emas di tahun 2045. Melalui pendidikan berbasis pemberdayaan ala Paulo Freire dan pendidikan yang menanamkan akhlak mulia ala K.H. Hasyim As’ari, Sumatera Selatan dapat membangun masyarakat yang cerdas, bermoral, dan berdaya saing di tingkat nasional maupun global. Pendidikan adalah kunci perubahan, dan investasi di bidang ini adalah investasi untuk masa depan Sumatera Selatan yang lebih gemilang.

Penulis Asli Anak Ogan Komering Ilir, Alumni Mahasiswa Filsafat UIN Sunan Kalijaga, Aktivis NU, dan Juga Kader Partai PDI Perjuangan.

Referensi

  1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud). (2023). Data Dapodik Pendidikan Nasional.
  2. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan. (2023). Statistik Pendidikan Sumatera Selatan.
  3. Kementerian Agama Republik Indonesia. (2020). Sistem Informasi Ketenagaan dan Administrasi Pesantren (SIKAP). Retrieved from https://sikap.kemenag.go.id.
  4. Badan Pusat Statistik (BPS). (2023). Statistik Pendidikan Indonesia.

Bagaimana Menurut Anda