KERINCI-JAMBI, BERITAANDA – Sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kerinci Kabupatan Kerinci Provinsi Jambi diduga melakukan pungutan uang komite sebesar Rp 30.000 untuk satu bulan. Pungutan ini dilakukan per tiga bulan berjumlah Rp 90.000 dengan siswa lebih kurang 450 orang.
Menurut salah satu orangtua siswa yang tidak mau namanya disebut kepada media ini, membenarkan hal itu. Ia mengaku membayar uang Rp 90.000 ribu per tiga bulan untuk uang komite.
“Ya, saya membayar uang Rp 30.000 satu bulan, dibayar tiga bulan sekali berjumlah Rp 90.000. Padahal kehidupan keluarga kami pas-pasan,” kata dia, Rabu (3/3).
Menanggapi hal ini, Ketua LSM Tim Operasional Pemberantasan Korupsi (Topeksi) Mat Salim kepada BERITAANDA juga membenarkan apa yang disampaikan oleh salah satu orangtua siswa Man 1 Kerinci tersebut.
Menurut dia, dari hasil investigasi kami di Man 1 Kerinci, dirinya menyempatkan diri untuk mewawancarai salah satu guru disana tentang apa yang disampaikan oleh salah satu orangtua siswa. Dan guru tersebut mengaku meminta uang komite sebesar Rp 30.000 per bulan.
“Betul, menurut guru inisial MD kepada kami mengaku meminta uang komite sebesar Rp 30.000 per bulan. Dan guru tersebut mengaku ditunjuk oleh pengurus komite untuk memungut uang, kemudian uangnya dikelola oleh pengurus komite,” ucap dia.
Dikatakan Salim, saat ini kami masih mendalami tentang pungutan komite itu. Kami menduga ada pungutan lain yang dilakukan oleh pihak Man 1 Kerinci.
“Kami masih mecari data lainnya, termasuk meminta keterangan dari sejumlah orangtua siswa. Jika terbukti, akan kita laporkan pihak sekolah ke yang berwajib dengan tuduhan pungutan liar (pungli) untuk diproses secara hukum,” tegas dia.
Sementara itu, Dafri Ayani S.Pd selaku Kepala Sekolah Man 1 Kerinci saat diminta tanggapannya melalui pesan WhatsApp mengaku bahwa saat ini dirinya lagi keluar daerah.
“Untuk masalah komite sepenuhnya wawenang pengurus komite, dan setahu saya uang komite itu untuk perbaiki lahan parkir, yang kerjasama dengan masyarakat. Itu sudah dirundingkan dengan masyarakat dan pengurus komite semuanya. Komite yang mengendalikan. Untuk lebih jelas tunggu saya pulang,” ucap Dafri Ayani. (Tomi)