Makna Terbesar Peringatan Isra Mi’raj Adalah Perintah Sholat 5 Waktu

19

OGAN KOMERING ILIR, BERITAANDA – Isra Mi’raj merupakan mukjizat yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam pada tahun kesepuluh kenabiannya, tepat sebelum beliau hijrah ke Kota Madinah.

Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-10/11 dari kenabian (Bi’tsah). Jumhur ulama menyebutkan tanggalnya adalah malam Jumat, 27 Rajab.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Awal Terusan Rano Karno menyampaikan bahwa Isra Mi’raj adalah mukjizat besar yang diberikan khusus kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam karena mustahil dilakukan oleh manusia secara biasa.

“Isra menjelaskan perjalanan luar biasa menembus ruang dan waktu, dimana Rasulullah bisa menempuh jarak dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina dalam waktu yang sangat singkat. Hal ini menjadi salah satu ujian keimanan bagi kita sebagai umat Islam,” ujar Rano, Rabu (29/1/2025).

Rano juga berharap peringatan Isra Mi’raj dapat meningkatkan keimanan, terutama bagi generasi muda.

“Dengan adanya peringatan ini, kita berharap dapat semakin meningkatkan keimanan, khususnya bagi generasi muda, agar menjadi benteng yang kokoh dalam menghadapi dampak negatif era globalisasi,” harap Rano.

Sementara itu, Ustadz Adnan yang bertindak sebagai penceramah, menjelaskan bahwa perjalanan Mi’raj merupakan perjalanan dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha. Pada saat inilah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menerima perintah kewajiban sholat lima waktu dalam sehari yang didampingi oleh Malaikat Jibril untuk menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

“Bukti bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan sholat lima waktu pada saat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melakukan Isra Mi’raj tertuang dalam hadis berikut, yang diambil dari kitab Fadhail ash-Shahabah karya Imam Bukhari:

هِيَ خَمْسٌ، وَهِيَ خَمْسُونَ، لاَ يُبَدَّلُ القَوْلُ لَدَيَّ. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى، فَقَالَ: رَاجِعْ رَبَّكَ. فَقُلْتُ: اسْتَحْيَيْتُ مِنْ رَبِّي.

Artinya: “Lima waktu itu setara dengan lima puluh waktu. Tak akan lagi berubah keputusan-Ku.” Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Aku kembali bertemu dengan Musa. Ia menyarankan, ‘Kembalilah menemui Rabbmu’. Kujawab, ‘Aku malu pada Rabbku'” (HR. Bukhari),” jelas Ustaz Adnan.

Ustadz Adnan juga menambahkan bahwa berdasarkan hadis tersebut, awalnya perintah sholat wajib berjumlah 50 rakaat. Menurut Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam, kisah ini diriwayatkan oleh Anas bin Malik.

“Perintah sholat yang diberikan dalam peristiwa Isra Mi’raj ini menunjukkan bagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melakukan perjalanan ke langit dengan menunggangi Buraq. Dalam perjalanannya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bertemu dengan para nabi di setiap lapisan langit yang berbeda,” lanjut Ustadz Adnan.

Setelah menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan menerima perintah sholat, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bertemu dengan Nabi Musa Alaihissalam di langit keenam. Nabi Musa Alaihissalam menanyakan jumlah sholat yang diwajibkan, lalu Rasulullah menjawab lima puluh waktu dalam sehari semalam. Mendengar hal itu, Nabi Musa Alaihissalam pun menyarankan agar Rasulullah kembali meminta keringanan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

“Sungguh umatmu tak akan sanggup melaksanakan lima puluh kali sholat dalam sehari. Aku telah mencobanya pada umat sebelum engkau, Bani Israil, dan mereka kesulitan. Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan untuk umatmu,” tutur Ustadz Adnan mengutip perkataan Nabi Musa Alaihissalam.

Mendengar saran tersebut, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kembali memohon keringanan hingga jumlah sholat wajib dikurangi menjadi lima waktu dalam sehari. Namun, Nabi Musa Alaihissalam tetap merasa jumlah tersebut masih berat bagi umat Rasulullah. Kali ini, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menolak saran Nabi Musa dan berkata:

“Aku sudah berulangkali kembali kepada Tuhanku dan memohon kepada-Nya hingga aku merasa malu. Aku tidak akan melakukannya lagi” (HR. Bukhari dan Muslim),” ungkap Ustadz Adnan.

Di akhir ceramahnya, Ustaz Adnan berharap agar peringatan Isra Mi’raj ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan keimanan dan memperdalam pemahaman tentang syariat Islam.

“Semoga kisah besar ini, yaitu peringatan Isra Mi’raj, dapat menambah keimanan umat Islam dan memperkaya wawasan kita tentang ajaran Islam,” pungkas Ustadz Adnan. (Iwan)

Bagaimana Menurut Anda