MUARA ENIM, BERITAANDA – Pertama kali dalam sejarah PTBA, hingga akhir tahun per 31 Desember 2018, PT Bukit Asam Tbk berhasil menembus laba bersih Rp5 triliun.
Kenaikan tersebut akibat kenaikan pendapatan usaha dari penjualan ekspor hingga lebih dari Rp 2,44 triliun serta efisiensi berkelanjutan yang berhasil dilakukan oleh PTBA, Senin (11/3/2019).
Menurut Dirut PTBA melalui Sekper PTBA Suherman, peningkatan kinerja berhasil ditunjukkan oleh perseroan, baik dari sisi operasional maupun keuangan di tengah kondisi ekonomi yang penuh dengan lantangan.
Ebitda juga tercatat di angka Rp7,59 triliun atau 111 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih tersebut tidak hanya lebih tinggi dari laba bersih tahun 2017 dan target laba bersih tahun 2018 yang ditetapkan oleh perseroan, namun juga menjadi laba bersih tertinggi yang berhasil diraih sejak perseroan beroperasi.
Sedangkan cash and equivalent per 31 Desember 2018 tercatat Rp6,30 triliun atau meningkat 77 persen, dlbandingkan per 31 Desember 2017.
Dengan cash ratio atau cash and equivalent terhadap liabilitas jangka pendek per 31 Desember 2018 mencapai 128 persen, jauh lebih tinggi daripada cash ratio per 31 Desember 2017 yang hanya 79 persen.
“Hal ini menunjukkan peningkatan signifikan terhadap likuiditas perseroan dan kemampuannya dalam memenuhi kewajiban jangka pendek,” kata Suherman, dilansir dari laman palembang.tribunnews.com.
Masih dikatakan Suherman, peningkatan pendapatan usaha yang berhasil diperoleh di tahun 2018 serta upaya efisiensi biaya yang berkelanjutan, mampu mencatatkan laba bersih perseroan hingga menembus angka Rp5,02 triliun dan menjadi pencapaian laba bersih tertinggi sejak perseroan beroperasi.
Laba per saham FY2018 turut naik hingga mencapai Rp477 per lembar atau 112 persen dari FY2017 sebesar Rp425. Ebitda FY2018 tercapai sebesar Rp7,59 triliun, lebih tinggi daripada Ebitda FY2017 sebesar Rp6,83 triliun.
Selain itu, perseroan mampu mempertahankan Return on Asset (ROA) di atas 20 persen dan terus meningkat hingga mencapai 21 persen di tahun 2018. Hal ini menunjukkan kemampuan perseroan dalam melakukan pengelolaan aset guna meningkatkan laba bersih baik dari tahun sebelumnya. (Angga)