MUARA ENIM, BERITAANDA – Informasi akan hadirnya Grab di Kota Muara Enim dapat tanggapan beragam di kalangan warga Bumi Serasan Sekundang ini. Salah satu diantaranya dari tukang ojek pengkolan (TOP).
Ketua Persatuan Ojek Pengkolan Wilayah Kota Pasar Muara Enim (Wilta PS) Alex Fahlevi mengatakan, kami merasa keberatan atas kehadiran ojek berbasis online tersebut di Kota Muara Enim, karena hal itu dapat menyebabkan polemik di kalangan masyarakat. Terutama ojek konvensional yang hampir seluruhnya didominasi oleh tukang ojek yang sudah tua.
“Kami selaku TOP merasa tersaingi dengan hadirnya Grab di Kota Muara Enim, apalagi kami cari 50 ribu sehari saja susah,” terang Alex saat disambangi media ini, Kamis (21/2/2019), di Pangkalan Ojek Pasar Muara Enim.
Lanjut Alex, jika tukang ojek pengkolan dipaksakan gabung dengan ojek online, itu juga tidak mungkin. Karena hampir dari para pengemudi ojek merupakan orang-orang yang umurnya sudah lanjut.
“Mereka yang sudah tua-tua hampir tidak mengerti dengan ojek berbasis online tersebut, karena hampir semuanya tidak mengerti dengan namanya HP jenis android,” lanjutnya.
Masih kata Alex, mereka berharap kepada pemerintah agar dapat memperhatikan nasib para ojek konvensional.
“Hampir 2000-an lebih tukang ojek konvensional yang ada di Kabupaten Muara Enim ini. Sudah barang tentu pemerintah wajib memperhatikan nasib kita ini,” harapnya.
Hal berbeda disampaikan Sudarto (58). Warga Pasar Muara Enim ini mengatakan, dengan hadirnya ojol tersebut, dia berharap akan lebih memudahkan para pelanggan ojek dalam bepergian.
“Dengan adanya Grab kita tidak perlu lagi menunggu di luar atau ke pangkalan, cukup menunggu di rumah dan memesan melalui aplikasi hingga tukang ojeknya datang,” pugkasnya. (Angga)