![](https://beritaanda.net/wp-content/uploads/2024/01/Disain-BPKAD-OKI-2024-01.jpg)
![](http://beritaanda.net/wp-content/uploads/2024/04/BPPD-OKI-2024-New.jpg)
![](https://beritaanda.net/wp-content/uploads/2024/01/DPMPTSP-OKI-2024-01-scaled.jpg)
JAKARTA, BERITAANDA – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) meluncurkan program IDCamp Gen AI Bootcamp 2024: Generative Teacher and IDCamp for Disabilities 2024 sebagai wujud komitmen perusahaan untuk mendukung inklusi dan aksesibilitas literasi digital di Indonesia.
Program ini menghadirkan kurikulum pelatihan kecerdasan artifisial (AI) yang komprehensif, diikuti oleh 526 guru sekolah dasar hingga menengah, serta 74 peserta dari kalangan penyandang disabilitas, termasuk disabilitas fisik, tuli, rungu, dan tunanetra.
Steve Saerang selaku SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison menyatakan, tujuan besar Indosat adalah memberdayakan Indonesia, dan kami berkomitmen untuk memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat tanpa terkecuali.
“Melalui program IDCamp Gen AI Bootcamp ini, kami berupaya mengembangkan talenta digital secara merata. Kami juga memberikan bekal literasi digital kepada para guru dan penyandang disabilitas untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian mereka,” kata dia.
Steve juga menambahkan bahwa dukungan teknologi dan otomatisasi dalam pembelajaran AI membantu menciptakan pengalaman belajar yang lebih inklusif.
“Indosat mempersiapkan peserta untuk menghadapi tantangan global dengan keterampilan baru yang efektif dan adaptif,” ujarnya.
Program ini menyoroti tema utama ‘Pemanfaatan AI untuk Proses Pembelajaran di Sekolah’. Para guru dilatih untuk memahami konsep dan penerapan AI dalam pendidikan, khususnya untuk meningkatkan efisiensi, keterlibatan, dan hasil belajar siswa.
Pelatihan ini dirancang dalam delapan sesi langsung (live sessions), yang memberikan pengetahuan praktis dan keterampilan yang dapat langsung diterapkan di kelas. Pendekatan ini diharapkan mampu memperkaya pengalaman belajar siswa sekaligus mempersiapkan mereka menghadapi tantangan masa depan.
Selain itu, teknologi AI juga diharapkan mampu membawa perubahan signifikan dalam proses belajar-mengajar, seperti otomatisasi tugas administratif sehingga guru dapat lebih fokus pada interaksi langsung dengan siswa. AI juga membantu menciptakan kurikulum yang lebih efektif dan personal.
Untuk peserta disabilitas, IDCamp for Disabilities menawarkan pelatihan digital yang relevan, termasuk penggunaan aplikasi seperti Be My Eyes untuk tunanetra dan Gemini by Google, yang memanfaatkan AI untuk meningkatkan aksesibilitas.
Antusiasme tinggi dari peserta, baik guru maupun penyandang disabilitas, menunjukkan semangat besar dalam mengembangkan keterampilan teknologi pendidikan. Pemanfaatan AI tidak hanya meningkatkan efisiensi pengajaran, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar yang lebih adaptif dan inklusif. (*)