TAPSEL-SUMUT, BERITAANDA – Tiga minggu belakangan ini, harga cabai sempat diangka Rp25 ribu/Kg, turun dan terus menurun hingga menyentuh Rp8 ribu /Kg. Dampaknya gairah petani cabai Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) Sumut untuk merawat tanaman cabai kebunnya juga ikut menjadi menurun.
Hal itu diungkapkan Adil Hutasuhut, salah seorang petani cabai di Sipirok ketika ditemui wartawan, Jumat (11/1/2019). Menurutnya, para petani mulai menjerit akibat rendahnya harga jual di tingkat petani.
Adil mengatakan, daya jual cabai yang lemah membuat minat petani menurun. Ini disebabkan ongkos produksi yang dikeluarkan dan hasil didapatkan tak sebanding, dimana upah satu orang memetik cabai dalam sehari bisa mencapai Rp70 ribu.
Membanjirnya hasil produksi lokal maupun di luar daerah, kata Adil, ditengarai menjadi faktor utama penyebab menurunnya harga jual cabai merah keriting di tingkat petani.
“Kemungkinan banyak petani cabai Tapanuli Selatan waktu panennya bersamaan, tambah masuk lagi pasokan cabai dari luar daerah seperti Tapanuli Utara dan Berastagi,” urai Adil.
Dibutuhkan perhatian pemerintah untuk dapat mengendalikan harga cabai ini agar tidak terus tergerus.
Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan Tua Ali Saib Siregar mengatakan, harga cabai merah keriting di seluruh pasar-pasar tradisional Tapanuli Selatan dikisaran Rp12 ribu /Kg.
“Memang diakui, beberapa pekan terakhir di Tapanuli Selatan terjadi penurunan harga beli cabai di tingkat petani yang diduga membanjirnya cabai lokal, ditambah masuknya pasokan cabai dari luar daerah,” ujarnya. (Anwar)